Anggota Komisi 7 DPR-RI Kawal BBM 1 Harga dan Jaringan Listrik di Kepulauan Aru Maluku
Mercy Barends, Anggota Komisi 7 DPR-RI mengawal hasil kerjasama dengan mitranya yakni PLN dan Pertamina di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku.
‘’Seperti di Ambon kita sedang siapkan tanki depot gas untuk konversi energi, dalam satu dua tahun mendatang sudah bisa konversi BBM (minyak tanah) ke gas sudah bisa jalan,’’ ungkapnya.
Mercy juga mengaku sudah memberikan stressing yang cukup tegas kepada pertamina bahwa BBM 1 harga ini jangan dijadikan sebagai SPBU yang komersil, untuk rakyat kecil premium dan bio solar disubsidi, dengan harga yang sudah ditetapkan, solar tahun ini masih subsidi seribu rupiah, sedang tahun berikut karena kondisi Covid, negara subsidi 500 rupiah perliternya.
‘’Harapan kami jangan sampai, karena SPBU kompak menjual pertamax dan pertalite yang harganya jauh lebih berat untuk rakyat kecil,’’harap Mercy.
‘’Saya tadi tegaskan satu tetes bbm itu tali perut, nafas hidup untuk orang kecil, jangan main-main dengan BBM 1 harga.,’’ cetusnya.
Terkait penambahan kuota, pihaknya masih dalam koordinasi, untuk di Kepulauan Aru sudah ada tiga SPBU, yakni di Kota Dobo, di Kolama, dan di Koijabi sehingga dengan bertambahnya SPBU tidak bisa memakai kuota lama
“Harapan saya kuota segera ditambah, karena menurut Bupati surat untuk permintaan kuota sudah dikirm, kita tunggu realisasinya, ‘’ucap Mercy.
Sementara terkait listrik, menurut Mercy, pengembangan instalasi jaringan listrik di seluruh wilayah sulit sudah dilakukan percepatan, tahun 2015 dimulai dengan wilayah perbatasan, prioritasnya masuk ke desa-desa yang memang elektrikasinya rendah.
Mercy mengaku, untuk elektrikasi yang paling rendah itu Aru, karena rumitnya geografis, dibanding kabupaten lainnya. Untuk Aru, tiga Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang sudah disiapkan sejak 2017. Yaitu Benjina, Taberfane dan Marlasi siap nyala.
Saat ini, menurutnya, tinggal masalah teknis berkaitan dengan trafo set up, dia sudah koordinasi dengan PLN dan semua sudah diselesaikan yang sementara diurus adalah sertifikat layak operasi (SLO).
Jika semuanya tuntas, maka sudah bisa running untuk Benjina, Taberfane dan Marlasi.
Dia juga menyebutkan adanya 10 PLTD tambahan yang baru, bahkan instalasi jaringannya sudah terpasang tinggal mesin PLTDnya saja yang akan masuk. Beberapa masih ada kendala namun dipastikan bisa segera selesai.
‘’Kami koordinasi dengan pihak PLN dan Pemkab, jika memungkinkan sejumlah lokasi yang sudah siap bisa mulai dinyalakan yang penting Pemkab mau memfasilitasi transportasi untuk membawa mesinnya ke lokasi-lokasi ini, dan pihak Pemkab sudah setuju,’’ jelas Mercy.
Karena itu dalam waktu dekat, dua PLTD di Lor-lor dan Wokan, serta tiga yang lama yakni Benjina, Taberfane dan marlasi bisa segera dinyalakan.
(*)