Transisi PSBB Tahap 7, Satgas Covid-19 di Ambon Lakukan Operasi Yustisi Masuk Gang Permukiman Warga

Kota Ambon saat ini telah memasuki masa transisi PSBB tahap ke tujuh sejak 12 Oktober hingga 25 Oktober 2020 mendatang.

Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
(Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Insany)
Transisi PSBB Tahap 7, Satgas Covid-19 di Ambon Lakukan Operasi Yustisi Masuk Gang Permukiman Warga 

Laporan Wartawan Tribunambon.com, Insany 

TRIBUNAMBON.COM - Kota Ambon saat ini telah memasuki masa transisi PSBB tahap ke tujuh sejak 12 Oktober hingga 25 Oktober 2020 mendatang.

Pada tahap ke tujuh ini, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Ambon akan memaksimalkan operasi yustisi ke gang dan lorong permukiman masyarakat. 

Hal ini dilakukan menyusul, status Kota Ambon yang masih berada di zona merah, apalagi masuk dalam 12 besar kabupaten /kota yang disebut Presiden Jokowi harus diprioritaskan penanganannya. 

Joy Reiner Adriaansz,  Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian yang juga juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Ambon Kepada Tribunambon.com, Jumat malam (16/10/2020), mengatakan jika pada PSBB transisi tahap 5 dan 6 lebih fokus pada operasi yustisi di jalan utama untuk PSBB tahap 7 operasi yustisi dilakukan di gang dan lorong di permukiman warga. 

‘’Karena masyarakat belum menyadari bahaya tidak memakai masker, ke tetangga rumahnya mereka anggap tidak masalah tidak pakai masker, ini yang akan kita edukasi,’’ kata Adriaansz. 

Baca juga: Tingkat Kesembuhan Covid-19 Tinggi, Kasus Berkurang, DPRD Kota Ambon Apresiasi Kerja Pemkot

Upaya ini menurutnya agar tidak hanya soal penanganan pasien, tapi bagimana memberi edukasi dan sosialisasi di tingkat bawah dengan mengajak tokoh masyarakat, ketua RT  dan RW serta puskesmas-puskesmas  setempat, untuk menjaga jarak, memakai masker, menjauhi kerumumnan dan mencuci tangan (4M) dalam aktifitasnya. 

Menurutnya Perwali nomor 26 terkait PSBB Transisi adalah solusi agar perekonomian masyarakat juga tetap berjalan, jika melakukan PSBB secara utuh otomatis seluruh usaha akan tutup dan dampaknya  aktifitas lumpuh tapi tentu saja dengan protokol kesehatan yang ketat. 

Untuk membantu ekonomi masyarakat, Satgas juga menyiapkan sembako setiap bulan  untuk masyarakat ekonomi lemah dan  masyarakat korban PHK. 

‘’Sampai saat ini kita sudah membantu  41 ribu kepala keluarga atau 200 ribu jiwa, artinya separuh dari jumlah penduduk Kota Ambon yang 400 ribu jiwa, 50 persen warga kota dibantu pemerintah setiap bulan, berupa bantuan sembako,’’ jelasnya. 

Adriaansz juga menjelaskan adanya kendala terkait laboratorium yang hanya ada dua di Kota Ambon, sementara tingkat penulusuran hingga pengambilan sample swab sangat tinggi dilakukan Satgas. 

Baca juga: Ini Hasil Outopsi Jenazah Bocah yang Diduga Tewas Dianiaya Orang Tua Angkat di Ambon

‘’Kita melakukan Testing, Tracking, Treatment dan Isolasi mandiri (3T1I), secara intens di masyarakat, jadi ketika satu orang terkonfirmasi positif maka keluarganya yang akan diisolasi lebih dulu, sebelum ambil sample swab kita minta untuk mereka isolasi diri dulu, ‘’ jelas Adriaansz.

Sementara lanjutnya, untuk sample swab yang diambil dari masyarakat termasuk juga ASN hanya ada dua laboratorium yakni Labkes milik Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLP) punya kemampuan perhari hanya 250 sample yang bisa diperiksa, dan labkes milik Balai POM yang hanya memiliki kemampuan pemeriksaan  maksimal 150 sample jadi hanya 400 sample dalam satu hari yang bisa diperiksa. 

‘’Sesuai Peraturan Kemenkes maka 1/1000 jumlah penduduk harus dilakukan pengambilan sample harian, artinya 420 orang yang harus diambil samplenya mengacu pada jumah peduduk Kota Ambon sebanyak 420 ribu jiwa,’’ papar Adriaansz. 

Namun jika alat rusak atau mati listrik, maka terjadi penumpukan sample yang harus diperiksa, serta mengambil waktu yang lama. 

"Harusnya pemeriksaan sample hanya 4 sampai 7 hari ternyata hingga 9 hari. Pada saat hasil pemeriksaan keluar, hasil sample serentak bersamaan dengan yang baru diperiksa sebelumnya sehingga menumpuk sekali keluar, maka terlihat  besar sekali tingkat penularannya, padahal itu adalah  akumulasi akibat kerusakan alat yang menyebabkan terjadi penundaan  hasil swab, bukan karena banyaknya kasus baru, ‘’ katanya. 

Sedangkan tingkat kesembuhannya kecil karena pasien harus melalui dua kali pemeriksaan swab, Jadi hasil swab yang terkonfirmasi yang sduah menjalani proses isolasi samplenya terlambat, sehingga terjadi pelonjakan dari angka terkonfirmasi sedangkan angka kesembuhannya kecil. 

Baca juga: Update Corona di Ambon: Angka Kesembuhan Meningkat Capai 64 Persen

Karena itu, sempat meminta agar BNPB RI melalui Kepala BNPB RI Doni Munardo yang merupakan warga kehormatan Kota Ambon,  bersedia memfasilitasi satu mobil lapangan untuk laboratorium mobile, untuk bisa membantu meminimalisr kendala lamanya pemeriksaan hasil sample yang bisa sampai 7 hari. 

‘’Semakin cepat hasil sample keluar otomatis langkah penanganan juga bisa lebih cepat,’’ cetus Adriaansz.  

Menurut Adriaansz,  Doni merespon positif untuk mengirimkan bantuan mobil laboratoiurm hanya saja butuh proses agar bisa tiba di Ambon, sesuai hasil analisis BNPB bahwa Kota Ambon salah satu kota yang harus diprioritaskan. 

(*)

 
 

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved