5 Fakta Demo Tolak AMDAL Ala Masyarakat Adat Maluku Barat Daya, Atribut sampai Poster

Berikut hal-hal menarik dan unik dilakukan masyarakat adat MBD ketika demo tolak AMDAL did epan Kantor Gubrnur Maluku

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Kontributor TribunAmbon.com/Adjeng
Identitas diri masyarakat adat Maluku Barat Daya ditunjukan dalam aksi demo menolak AMDAL Blok Masela di depan gerbang kantor Gubernur Provinsi maluku, Senin (21/09/2020) 

Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Adjeng Hatalea

TRIBUNAMBON.COM  - Menolak kajian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan PT. INPEX Masela, masyarakat adat Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) melakukan aksi demonstrasi di depan gerbang gedung Kantor Gubernur Maluku, Senin (21/9/2020).

Dalam demo tersebut terangkum fakta-fakta pembeda dan unik yang ditemui TribunAmbon.com.

Berikut hal-hal menarik dan unik dilakukan masyarakat adat MBD ketika turun ke jalan dan menyampaikan aspirasi mereka di depan gerbang gedung kantor Gubernur Provinsi Maluku;

Masyarakat Adat Maluku Barat Daya Demo Tolak Amdal Blok Masela

1. Upacara adat

Sebelum bertolak ke arena aksi, para demonstran terlebih dahulu melakukan upacara adat di Tribun Lapangan Merdeka Kota Ambon.

Upacara adat itu dipimpin oleh Tokoh Adat Masyarakat MBD, Beni Kelabora.

Lalu, dilakukan dengan tujuan untuk menghargai para leluhur masyarakat MBD.

Koordinator aksi, Jhon Karuna mengatakan, upacara adat itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat MBD ketika hendak melakukan aksi atau acara ritual resmi lainnya.

Hal ini dilakukan untuk menghargai para leluhur, agar aksi tersebut dikawal hingga tuntas.

Atribut masyarakat adat Maluku Barat Daya dalam demo
Atribut masyarakat adat Maluku Barat Daya dalam demo (Kontributor TribunAmbon.com/Adjeng)

2. Doa Bahasa daerah MBD

Begitu tiba di depan gerbang kantor Gubernur Provinsi Maluku, massa tidak langsung berorasi melainkan membuka aksi tersebut dengan doa yang dibacakan moderator aksi.

Uniknya, doa tersebut dibacakan menggunakan bahasa daerah MBD.

Saat doa dimulai, para demonstran terlihat khusyuk.

Di akhir doa, pemimpin doa kemudian minum setengah gelas sopi (minuman tradisional Maluku) asal MBD, lalu menuangkan sisa sopi itu ke tanah dan disambut dentuman tifa sebagai tanda dimulainya aksi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved