Kapal Layar Arka Kinari, Setahun Melaut dari Belanda Susuri Jalur Rempah Ke Pulau Banda

Kapal layar Arka Kinari yang melayari lautan selama kurang lebih satu tahun dari Belanda ini akhirnya tiba di Pulau Banda

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Kontributor TribunAmbon.com/Insany
Awak Kapal Layar Arka Kinari berpose di depan kapal usai penyambutan adat warga Banda 

Kapal Arka Kinari bertolak dari Rotterdam, Belanda pada 23 Agustus 2019.

Mereka menempuh perjalanan panjang lebih dari setahun hingga akhirnya tiba di Banda Naira. Kapal layar Arka Kinari dibuat tahun 1947 dengan panjang 18 meter.

Menhub Serahkan Kapal Motor Baru kepada Gubernur Maluku, Singgung Soal Kapal Mangkrak

Kapal ini kemudian dibeli oleh Grey warga Spanyol dan Nova, perempuan asal Malang, Jawa Timur keturunan Bugis Sulawesi Selatan.

Nova mengakui pelayaran ini panjang dan memakan waktu lama karena harus melintasi Benua Eropa, Amerika dan Asia.

Bahkan mereka harus tertahan di Guam, sebuah negara di dalam teritori Amerika Serikat sekitar empat puluh hari untuk mengindari badai serta masalah administrasi keimigrasian.

"Lebih dari satu tahun kita berlayar untuk sampai di sini (Banda Naira), ada jalur pendek, tapi penuh resiko karena harus lintasi wilayah bajak laut dan Samudera Hindia yang penuh badai."

"Karena itu pelayaran ini lama," ungkap Nova.

Selama di Banda Naira, Grey dan Nova bersama awak Arka Kinari menggelar pertujunkan seni dan kolaborasi tari dengan komunitas seni Banda Naira.

Mereka juga melakukan konser dari atas Kapal Arka Kinari.

Jalur Rempah Warisan Dunia

Direktorat Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilman Farid yang ikut menyambut kedatangan kapal layar ini, mengatakan,  pelayaran kapal Arka Kinari untuk misi budaya dan menelusuri jalur rempah dari Eropa hingga Indonesia. 

Hilman mengatakan program jalur rempah adalah sebuah program rekonstruksi budaya yang membentuk budaya bahari di nusantara, menuju pengakuan sebagai Warisan Dunia UNESCO.

Dua Tahun Tak Ada Fasilitas Kesehatan, Puskesmas Desa Latu Maluku Akhirnya Dibangun

"Program Jalur Rempah mengangkat “Outstanding Universal Value” dan “Diplomasi Budaya”; di mana rekonstruksi hubungan antar budaya, masyarakat dan peradabannya akan memperlihatkan ketersambungan satu dengan lainnya. 

Di antaranya rekonstruksi  napak tilas dengan pelayaran membawa misi budaya," kata Hilman.(*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved