Wali Kota Ambon Janji Warga yang Reaktif Rapid Tes, Keluarganya Dijamin Pemerintah Selama Karantina
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan, bagi tiap tulang punggung keluarga yang hasil rapid tes menunjukan hasil reaktif & harus dikarantina.
Selain itu, Pemerintah Kota melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon akan melakukan penutupan usaha terhadap pedagang yang tidak mau di isolasikan.
"Sekarang itu sudah bertambah memang ada yang belum tetapi mereka itu kita sudah ambil tindakan untuk usahanya kita tutup tidak boleh ada usaha karena bisa berdampak pada yang lain. Jadi dari dinas indag kita sudah batasi untuk kegiatan itu," tutup dia.
Sementara itu Sekertaris Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Ambon Janes Aponno saat dihubungi tribunambon.com via telepon mengatakan, hingga saat ini para pedagang yang hasil rapid tes reaktif saat ini sudah tidak lagi melakukan aktifitas di Pasar Mardika lagi.
Menurutnya kebanyakan pedagang yang reaktif hasil swebnya adalah pedagang yang berjualan pada area terminal A1 dan A2 sehingga tidak miliki data di Dinasnya.
"kami sedikit kesulitan lantaran pedagang yang dilakukan random rapid tes oleh gustu Ambon dan hasilnya reaktif adalah para pedagang yang menggelar lapak di dalam terminal A1 dan A2, sehingga datanya tidak dimiliki petugas kita" terangnya.
Dia mengakui memang beberapa waktu lalu sejumlah pedagang yang hasilnya reaktif tidak mau untuk melakukan isolasi terpadu maupun isolasi mandiri lantaran ada isu yang beredar hasil rapid tes hanyala rekayasa.
Aponno menjelaskan Disperindag telah menerima tugas dari Wali Kota Ambon untuk membuat surat edaran kepada para pedagang yang reaktif untuk dapat melaporkan diri kepada Pemerintah Kota guna mendapatkan isolasi terpadu, pihaknya langsung melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjakankan surat edaran tersebut.
Dia mengatakan usai surat edaran dan sosialisasi dilakukan pihaknya tidak menemikan lagi para pedagang itu kembali berjualan di lapak mereka, dia mensinyalir para pedagang takut dikarantina lantaran sebagian besar mereka merupakan tulang punggung keluarga.
"usai sosialisasi dan surat edaran tersebut disampaikan, kami turun lakukan pengecekan dan menemukan para pedagang ini hilang dan sudah tidak berjualan dilapaknya lagi. Mungkin mereka takut dikarantina lantaran sebagian besar itu tulang punggung keluarga" terangnya.
Meski demikian pihaknya yang juga tergabung dalam tim gabungan penertiban dipasar akan selalu melakukan pengawasan tiap harinya, jika kedapatan ada pedagang yang hasil rapid tes menyatakan reaktif dan tetap berjualan dengan terpaksa lapaknya akan dibongkar dan Surat Izin Usaha akan dicabut serta mereka langsung akan dikarantina.
"Kami akan tegas bagi mereka yang membandel dan tidak melaporkan diri untuk dikarantina. Jika kedapatan masih berjualan kita akan bongkar lapaknya dan mereka akan diarahkan untuk melakukan karantina terpadu ditempat yang telah diasediakan" tutup.
(*)