Wali Kota Ambon Janji Warga yang Reaktif Rapid Tes, Keluarganya Dijamin Pemerintah Selama Karantina
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan, bagi tiap tulang punggung keluarga yang hasil rapid tes menunjukan hasil reaktif & harus dikarantina.
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Helmy
TRIBUNAMBON.COM - Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan, bagi tiap tulang punggung keluarga yang hasil rapid tes menunjukan hasil reaktif dan harus dikarantina sembari menunggu hasil tes swab, keluarganya akan dijamin Pemerintah selama masa karantina.
Hal ini disampaikan Wali Kota Ambon Saat memberikan keterangan persnya di gedung Balai Kota Ambon Rabu, (20/5/20) kepada awak media.
Menurutnya dari hasil random rapid tes kepada pedagang di pasar Mardika Hasilnya sebanyak 43 Pedagang dinyatakan reaktif untuk itu mereka harus menjalani isolasi terpadi ditempat yang telah disediakan Pemerintah.
Dia menjelaskan isolasi yang dilakukan oleh tim gugus tugas bertujuan untuk mencegah penyebaran lagi terhadap keluarga dari pedagang maupun masyarakat lainnya.
"isolasi dilakukan untuk mencegah adanya penyebaran lagi baik bagi pedagang itu sendiri ataupun bagi masyarakat jika dia tetap memaksakan diri untuk berjualan, kita menncegah hal itu terjadi sembari menunggu hasil sweb tes untuk memastikan dia terpapar atau tidak" ujarnya.
Dan untuk keluarga dari pedagang juga akan diperhatikan dengan baik oleh Pemerintah Kota Ambon sehingga keluarganya tidak kesusahan disaat tulang punggung keluarga di isolasi dan tidak dapat mencari nafkah.

"Sebagian besar sudah isolasi, kalau yang terindikasi ini tulang punggung keluarga pemerintah kota akan membantu kurang lebih selama dua minggu," jelasnya.
Walikota mengakui, sebelumnya pedagang yang ada tidak mau diisolasikan karena takut keluarganya tidak ada yang menafkahi. Sehingga dengan begitu, Pemerintah Kota telah berjanji untuk memperhatikan keluarga pedagang yang diisolasi.
Untuk perhatian pemerintah sendiri, Ia melanjutkan, Pemerintah Kota akan memberikan sembako untuk memenuhi kebutuhan keluarga pedagang tersebut.
• Kelakuan Orang Indonesia Jadi Sorotan Media Asing, Mandikan Korban Corona hingga Bandara Penuh Sesak
• Mengeluh Sakit Perut ke Ibu, Remaja Melahirkan di Kamar Mandi, Ternyata Korban Pemerkosaan Ayah Tiri
• BREAKING NEWS: Pasien Positif Corona 19.189 Orang Per 20 Mei 2020, 1.242 Meninggal, 4.575 Sembuh
"Kemarin itu miskomunikasi saja karena mereka pikir kalau mereka masuk siapa yang perhatikan keluarganya tapi pemerintah kota yang perhatikan itu. Nah kalau misalnya dia itu menjadi tulang punggung dari keluarga Pemerintah Kota itu akan membantu kurang lebih selama 2 minggu keluarganya kita akan bantu dan dari semua yang sudah masuk itu Pemerintah Kota bantu dalam bentuk sembako buat jaminan keluarga mereka," tuturnya.
Menurutnya, saat ini Pemerintah Kota telah mengambil langkah untuk semua orang yang hasil rapid tesnya reaktif akan diberikan surat resmi untuk dapat mengikuti arahan dengan berada di tempat isolasi yabmng disediakan oleh gugus tugas kota.
"Tembusannya kepada walikota, kapolresta, dandim, satpol pp. Kalau misalnya mereka tidak mau kita akan ambil tindakan bersama-sama dengan baik itu kapolresta dan baik itu dandim paling tidak kita jemput mereka untuk segera masuk," tambahnya.
Lanjutnya, saat pedagang yang dikarantina kembaki di tes rapid dan menunjukan hasil nonreaktif secara otomatis akan langsung dipulangkan seperti warga lainnya.
"Kalau misalnya mereka tidak lagi reaktif tidak ada masalah dan sama dengan kita punya saudara lain yang kita sudah kembalikan seperti itu," terangnya.
Selain itu, Pemerintah Kota melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon akan melakukan penutupan usaha terhadap pedagang yang tidak mau di isolasikan.
"Sekarang itu sudah bertambah memang ada yang belum tetapi mereka itu kita sudah ambil tindakan untuk usahanya kita tutup tidak boleh ada usaha karena bisa berdampak pada yang lain. Jadi dari dinas indag kita sudah batasi untuk kegiatan itu," tutup dia.
Sementara itu Sekertaris Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Ambon Janes Aponno saat dihubungi tribunambon.com via telepon mengatakan, hingga saat ini para pedagang yang hasil rapid tes reaktif saat ini sudah tidak lagi melakukan aktifitas di Pasar Mardika lagi.
Menurutnya kebanyakan pedagang yang reaktif hasil swebnya adalah pedagang yang berjualan pada area terminal A1 dan A2 sehingga tidak miliki data di Dinasnya.
"kami sedikit kesulitan lantaran pedagang yang dilakukan random rapid tes oleh gustu Ambon dan hasilnya reaktif adalah para pedagang yang menggelar lapak di dalam terminal A1 dan A2, sehingga datanya tidak dimiliki petugas kita" terangnya.
Dia mengakui memang beberapa waktu lalu sejumlah pedagang yang hasilnya reaktif tidak mau untuk melakukan isolasi terpadu maupun isolasi mandiri lantaran ada isu yang beredar hasil rapid tes hanyala rekayasa.
Aponno menjelaskan Disperindag telah menerima tugas dari Wali Kota Ambon untuk membuat surat edaran kepada para pedagang yang reaktif untuk dapat melaporkan diri kepada Pemerintah Kota guna mendapatkan isolasi terpadu, pihaknya langsung melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjakankan surat edaran tersebut.
Dia mengatakan usai surat edaran dan sosialisasi dilakukan pihaknya tidak menemikan lagi para pedagang itu kembali berjualan di lapak mereka, dia mensinyalir para pedagang takut dikarantina lantaran sebagian besar mereka merupakan tulang punggung keluarga.
"usai sosialisasi dan surat edaran tersebut disampaikan, kami turun lakukan pengecekan dan menemukan para pedagang ini hilang dan sudah tidak berjualan dilapaknya lagi. Mungkin mereka takut dikarantina lantaran sebagian besar itu tulang punggung keluarga" terangnya.
Meski demikian pihaknya yang juga tergabung dalam tim gabungan penertiban dipasar akan selalu melakukan pengawasan tiap harinya, jika kedapatan ada pedagang yang hasil rapid tes menyatakan reaktif dan tetap berjualan dengan terpaksa lapaknya akan dibongkar dan Surat Izin Usaha akan dicabut serta mereka langsung akan dikarantina.
"Kami akan tegas bagi mereka yang membandel dan tidak melaporkan diri untuk dikarantina. Jika kedapatan masih berjualan kita akan bongkar lapaknya dan mereka akan diarahkan untuk melakukan karantina terpadu ditempat yang telah diasediakan" tutup.
(*)