Viral Video Siswa SMP Girang saat Gempa Susulan: Gempa Tak Berpotensi Tsunami tapi Berpotensi Libur
Viral video siswa SMP di Ambon yang justru senang saat gempa mengguncang, "Gempa tak berpotensi tsunami tapi berpotensi libur".
TRIBUNAMBON.COM - Sebuah video viral di media sosial Twitter terkait gempa yang mengguncang wilayah Ambon dan sekitarnya.
Video yang diunggah oleh pemilik akun @almascatie pada Selasa (10/9/2019) tersebut menampilkan seorang siswa berseragam Sekolah Menengah Pertama (SMP) saat terjadi gempa.
Bukannya panik, siswa tersebut justru tampak kegirangan saat gempa mengguncang.
Berdasarkan penelusuran TribunAmbon.com, siswa dalam video tersebut bernama Ichwan Fajar Sangadji, siswa kelas 9 SMP Negeri 14 Ambon.
Siswa yang akrab disapa Jepo tersebut girang sebab ia menyebut gempa tak berpotensi tsunami, tetapi berpotensi libur.
• Bek Timnas U16 Indonesia Korban Gempa Ambon, Alfin Lestaluhu, Dirawat Intensif di Jakarta
"Gais eee.. Beta paling suka gempa-gempa bagini e.. Gempa seng berpotensi tsunami. Tp berpotensi libur e.. Sadap sadap apa talalu e," kata Jepo dengan logat Tulehu.
(Teman-teman, saya paling suka gempa seperti ini, gempa yang tidak berpotensi tsunami, tapi berpotensi libur. Enak sekali. Kalau gempa begini enaklah, bagaimana menurutmu?)
Dalam video tersebut Jepo juga mempertanyakan pendapat temannya yang juga tampak senang dengan adanya gempa yang tak berpotensi tsunami, tapi berpotensi libur.
• Jalan Terbelah akibat Gempa 6.8 SR di Seram Bagian Barat, Begini Penampakannya
Dalam video tersebut, tampak siswa-siswi berhamburan hendak pulang, beberapa angkutan umum juga tampak penuh dengan penumpang.
Beberapa siswa juga tampak menunjukkan reaksi yang sama dengan Jepo, senang dengan adanya gempa yang menyebabkan sekolah dipulangkan lebih awal.
Meski wilayah Ambon dan sekitarnya terus dilanda gempa, Jusmawaty Holle, bibi Jepo mengatakan kegiatan belajar mengajar di wilayah Kota Ambon masih tetap berjalan seperti biasa.
"Semua sekolahan berjalan seperti biasa kak, ada beberapa sekolah yang melangsungkan proses belajar mengajar di luar kelas, karena ikhtiar dengan waspada gempa," kata Jusmawaty saat dihubungi TribunAmbon.com.
Sebagaimana diinformasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, gempa susulan terus terjadi.
Terkait hal itu, Jusmawaty mengatakan bahwa siswa yang sedang mengikuti kegiatan belajar dipulangkan lebih awal saat gempa terjadi.
"Jadi kalau ada gempa, otomatis anak-anak di pulangkan," ujarnya.
Kegiatan belajar mengajar di wilayah Kota Ambon tetap dilangsungkan sebab kerusakan yang timbul akibat gempa tak terlalu parah.
• Kisah Haru Dua Ibu Korban Gempa Maluku Lahirkan Bayi, Satu di Hutan & Satunya Saat Gempa Susulan
"Kalau rusak parah sih tidak, tapi hanya retak tembok & ada yang pecah kaca-kaca jendelanya, kaca-kaca lemari karena banyak barang sekolahan yang berhamburan di lantai," terangnya.
Namun, Jusmawaty memberi catatan bahwa kondisi yang demikian ia jelaskan hanya sebatas di wilayah Kota Ambon saja.
Meski kerusakan di wilayah Kota Ambon tidak terlalu parah, Jusmawaty mengatakan bahwa sejumlah warga tetap mengungsi.
"Karena yang di wilayah dataran rendah semua waspada tsunami, makanya mereka pilih mengungsi di daerah yang lebih tinggi."
"Kalau yang di dataran tinggi khusus yang dekat dengan Jurang semua pilih tidur di tempat yang lebih aman alias jauh dari pinggiran jurang," tukasnya.
• Pengungsi Ini Heran Bantuan Gempa Ambon Tak Merata, Sampai Ada Keributan
Di samping kondisi bangunan sekolah di Kota Ambon, berdasarkan catatan Posko Satuan Tugas Penanggulangan Darurat Bencana Maluku, sebanyak 172 gedung sekolah dan bangunan kampus di seluruh Pulau Ambon mengalami kerusakan.
"Total sekolah dan kampus yang rusak akibat gempa berjumlah 172 bangunan," kata Humas Satgas Penanggulangan Darurat Bencana Gempa Maluku Frona Koedoeboen di Aula Korem 151 Binaya, Ambon, kepada Kompas.com, Selasa (8/10/2019).
Frona merinci, sekolah dan kampus yang rusak itu tersebar di Kota Ambon dengan 9 gedung sekolah rusak ringan, 28 rusak sedang dan 8 rusak parah.
Selain itu, sebanyak 19 gedung di kampus Universitas Pattimura juga rusak.
Kemudian, 1 bangunan di Universitas Darusalam dan 5 bangunan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, rusak akibat gempa.
"Total keruskaan fasilitas pendidikan di Ambon berjumlah 70 bangunan sekolah dan gedung kampus yang rusak," kata Frona.
Sementara itu, di Kabupaten Maluku Tengah, gempa merusak sebanyak 52 bangunan sekolah, dengan rincian rusak ringan sebanyak 8 sekolah, rusak sedang 39 sekolah dan rusak parah sebanyak 5 sekolah.
Sedangkan, untuk Kabupaten Seram Bagian Barat, total sekolah yang rusak sebanyak 47 sekolah, dengan rincian rusak ringan sebanyak 7 sekolah, rusak sedang 22 sekolah dan rusak parah sebanyak 18 sekolah.
(TribunAmbon.com/Fitriana Andriyani, Kompas.com/Rahmat Rahman Patty)