Malteng Hari Ini

Digandeng BPS Maluku, Mercy Barends Ajak Masyarakat Maluku Tengah Melek Literasi Statistik 

‎Anggota Komisi X DPR RI itu menyambangi Maluku Tengah dalam agenda sosialisasi sensus ekonomi tahun 2026, Jumat (3/10/2025

Tribun.Ambon.com/ Silmi Sirati Suailo
SENSUS EKONOMI - Anggota DPR RI, Mercy Chriesty Barends saat memaparkan materi dalam sosialisasi Sensus Ekonomi 2026, di Masohi, Jumat (3/10/2025). 

Laporan Jurnalis TribunAmvon.com, Silmi Sirati Suailo 

‎‎MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Digandeng Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maluku Tengah, Anggota DPR RI, Mercy Chriesty Barends ajak Masyarakat Maluku Tengah melek literasi statistik.‎

‎Anggota Komisi X DPR RI itu menyambangi Maluku Tengah dalam agenda sosialisasi sensus ekonomi tahun 2026, Jumat (3/10/2025).‎

‎Dalam penyampaiannya, Sekretaris Dewan Pengurus Daerah (DPD) PDIP Maluku itu menuturkan, data menjadi informasi publik yang dapat diakses oleh seluruh warga negara, dan siapa saja hingga di tingkat global. ‎

‎"Begitu masuk portal BPS, kita bisa akses data BPS, sehingga portal BPS ada Bahasa Asing dan Bahasa Indonesia. Kalau bicara data yang paling utama data ini fenomena faktual yang didokumentasikan, kondisi sosial masyarakat, fenomena situasi ekonomi yang didokumentasikan," tutur Mercy.‎

‎Menurut Mercy, data memuat angka, ide, pokok pikiran, situasi keberadaan masyarakat yang dapat disajikan dalam bentuk angka atau kualitatif.

Baca juga: Bodewin Apresiasi Diskusi Publik KNPI: Perkaya Konsep Pembangunan Kota Ambon

Baca juga: Bupati Buru Resmikan Jalan Pontong, Akses Baru Pemacu Ekonomi dan Persatuan

‎Suatu saat, para pelaku survey turun ke lapangan dengan tujuan paling utama ialah mendata, sehingga seluruh urusan perencanaan pembangunan dari tingkat desa sampai tingkat nasional berdasar data.

‎‎"Kalau tanpa data yang akurat kebijakan yang akan dihasilkan tidak akurat, kebijakan menjadi sangat spekulatif dan subjektif, ikut mau pemangku kebijakan tanpa melihat situasi di lapangan," tukas Mercy.

‎‎Mercy bahkan menyebut, kebijakan tanpa data adalah pola abunawas.

‎‎"Itu tidak kerja, hanya duduk. Jadi boleh disiapkan Kebijakan, namun karena data tidak kredibel maka hasilnya pasti hancur," cetus Politisi perempuan itu.

‎‎Kemudian lanjut Mercy, dalam menyiapkan data yang kredibel, data diambil dari tengah-tengah kehidupan masyarakat agar kebijakan yang diturunkan relevan dengan kondisi lapangan.

‎‎Data diambil dari wilayah yang akan dikembangkan ke masyarakat, baik data UMKM, kebijakan pendidikan, Kesehatan, dan seterusnya.

‎‎"Data diambil dari masyarakat maka sumber utama pemberi data atau informan adalah masyarakat, kalau untuk ekonomi maka data yang diambil segmen masyarakat dari pelaku utama (UMKM), seluruh infrastruktur sistem market kita lihat rantai pasok dari produksi sampai tingkat konsumen," tandas Anggota Komisi X DPR RI itu. (*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved