Buru Hari Ini
Angka Stunting di Buru Capai 25,4 Persen, Dinkes Targetkan Turun di Bawah 10 Persen
Tercatat, 25,4% anak di Buru mengalami stunting, jauh di atas target nasional yang ditetapkan sebesar
Penulis: Ummi Dalila Temarwut | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com Ummi Dalila Temarwut
NAMLEA,TRIBUNABON.COM - Hasil survei tahun 2024 menunjukkan angka stunting di Kabupaten Buru masih berada pada level tinggi.
Tercatat, 25,4 persen anak di Buru mengalami stunting, jauh di atas target nasional yang ditetapkan sebesar 17 persen
Data tersebut dipaparkan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buru, Yuliani Serahin.
Menurutnya, kondisi ini menjadi tantangan serius yang harus segera ditangani dengan melibatkan seluruh sektor terkait.
“Stunting di Buru masih cukup tinggi. Harapannya angka ini bisa ditekan hingga di bawah 10 persen, karena stunting menurunkan kualitas anak. Seharusnya mereka tumbuh cerdas, tapi kalau stunting mereka akan tertinggal dari daerah lain,”tuturnya pada TribunAmbon.com saat diwawancarai Rabu (3/9/2025).
Untuk menurunkan prevalensi stunting, Dinkes Kabupaten Buru melakukan sejumlah upaya percepatan dengan menggandeng lintas sektor.
Program pencegahan difokuskan pada dua bentuk intervensi, yakni intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi spesifik menjadi tanggung jawab utama Dinkes Buru, yang menyasar 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Dimulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Tahapan ini dianggap paling krusial dalam mencegah terjadinya stunting.
Baca juga: Angka Stunting di Buru Capai 25,4 Persen Dinkes Targetkan Turun di Tahun Ini
Baca juga: Halaman Rumah Cagar Budaya di Buru Terbengkalai, Patung Palungku Rusak
Langkah yang ditempuh antara lain:
1.pemeriksaan rutin kehamilan
2.pemberian tablet tambah darah
3. imunisasi bagi ibu hamil
4.hingga pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi
5.Selain itu, pertolongan persalinan dipastikan dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
Setelah bayi lahir, intervensi dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif hingga usia enam bulan yakni:
1.memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi seimbang
2.mendapatkan imunisasi lengkap, 3.pemeriksaan kesehatan berkala
4. serta upaya pencegahan penyakit infeksi.
“Bahkan sampai usia balita dan sekolah, anak-anak tetap menjadi perhatian. Pemeriksaan kesehatan, pemberian makanan bergizi, dan edukasi kepada orang tua terus kami lakukan,” jelasnya.
Meski tantangan masih besar, Dinas Kesehatan Buru optimistis prevalensi stunting dapat terus ditekan.
Dukungan masyarakat, kesadaran orang tua, serta keterlibatan lintas sektor menjadi kunci utama untuk mencapai target penurunan di bawah angka 10 persen.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.