Tual Hari Ini
Tempuh Ratusan Kilo Jemput Siswa, Kepsek Sekolah Luar Biasa Negeri Tual Minta Rehabilitasi Asrama
Permintaan ini dikemukakan menyusul rusaknya asrama siswa, sehingga pihak sekolah harus menempuh perjalanan ratusan kilometer menggunakan tosa
Penulis: Megarivera Renyaan | Editor: Mesya Marasabessy
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan
TUAL, TRIBUNAMBON.COM - Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Tual, Muhamad Said meminta rehabilitasi asrama siswa dengan kebutuhan khusus atau disabilitas intelektual.
Permintaan ini dikemukakan menyusul rusaknya asrama siswa, sehingga pihak sekolah harus menempuh perjalanan ratusan kilometer menggunakan tosa untuk mengantar jemput siswa.
"Asrama siswa ini dibangun sejak tahun 2012 lalu, namun karena minim digunakan sehingga berimbas ke kerusakan bangunan," ungkap Said saat ditemui TribunAmbon.com di lokasi SLB, Selasa (16/9/2025).
Baca juga: Kisah Said, Kepsek Sekolah Luar Biasa Antar Jemput Siswa di Tual-Malra Pakai Tosa
Baca juga: Pemkab SBT Gerak Cepat, Normalisasi Sungai Jadi Solusi Darurat Atasi Banjir di Kampung Buton
Menurutnya, SLB juga pernah vakum dari 2012 hingga 2021 jadi memang tidak ada operasional sama sekali.
"Hingga 2021 saya ditunjuk menjadi kepala sekolah, kemudian proses SLB mulai beroperasional seperti sekolah pada umumnya, dibuka dengan proses perekrutan siswa kemudian proses kegiatan belajar mengajar dimulai seperti biasanya," ucap Said.
Dirinya menuturkan, semenjak peralihan kepemimpinan di SLB sejak 2021 lalu, sudah beberapa cara ditempuh untuk merehabilitasi bangunan asrama, namun terkendala permasalahan lahan.
"Beberapa waktu lalu ada kunjungan dari tim Dirjen Pendidikan untuk meninjau, dan mengambil gambar bangunan yang bakal direhab karena SLB Negeri Tual dapat progam revitalisasi, hanya terkendala dokumen sertifikat lahan," imbuhnya.
Sementara, yang dimiliki oleh SLB hanya dokumen pelepasan lahan, namun dinilai tidak kuat untuk mendapatkan bantuan revitalisasi.
"Kemudian saya coba komunikasi dengan pihak dari Dirjen, cuma yang dibutuhkan validasi sertifikat lahan sebagai syarat keabsahan untuk membantu SLB Negeri Tual," terangnya.
Untuk itu dari SLB Negeri Tual berharap, ada pendataan dari Pemerintah Kota Tual terhadap fasilitas pendidikan yang belum memiliki sertifikat lahan.
"Karena itu merupakan syarat utama bantuan dari pemerintah, asrama ini sangat urgen mengingat siswa SLB bukan hanya berasal dari Tual saja namun juga dari Malra bahkan dari Danar dan Kei Besar juga ada, kami minta solusi pendataan dari Pemkot Tual," pintanya.
Dirinya menegaskan, anak dengan kebutuhan khusus juga memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan pendidikan memadai, dan ini bukan hanya berlaku pada siswa normal saja.
"Kami meminta kebijakan dari pemerintah provinsi Maluku di bawah Dinas Pendidikan Maluku agar dapat membantu merehabilitasi bangunan asrama SLB Negeri Tual," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sehari-hari Said harus menempuh ratusan kilo menggunakan Tosa untuk melakukan aktivitas antar jemput siswa dari Kota Tual hingga kabupaten Maluku Tenggara. (*)
Desa Lebetawi Tual Ditetapkan jadi Kampung Nelayan Merah Putih |
![]() |
---|
Bangun Kampung Nelayan Merah Putih di Lebetawi, Walkot Tual Sebut Dongkrak Ekonomi Pesisir |
![]() |
---|
Soal Ricuh di Mako Polres Tual, Kapolres Akui Ada Gelar Perkara |
![]() |
---|
Gelar Perkara Berujung Ricuh, Oknum Polres Tual Diduga Aniaya Warga |
![]() |
---|
Diterpa Isu Belatung, Yayasan Pelangi Tetap Gelar Launching Pangan Lokal di Kota Tual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.