SBT Hari Ini

Orang Tua Murid SD 5 Bula Gelar Pertemuan, Desak Pemerintah Batalkan Pergantian Kepala Sekolah

Mereka menggelar pertemuan dan telah menandatangani petisi penolakan atas kehadiran Kepsek yang baru. 

Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Ode Alfin Risanto
Tribunambon/ALI
PERGANTIAN KEPSEK - SD Negeri 5 Bula, Kabupaten SBT, saat di palang orang tua wali murid, Selasa (28/10/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Haliyudin Ulima

BULA, TRIBUNAMBON.COM – Puluhan orang tua murid SD Negeri 5 Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), menolak keputusan pergantian Kepala Sekolah (Kepsek) mereka. 

Mereka menggelar pertemuan dan telah menandatangani petisi penolakan atas kehadiran Kepsek yang baru. 

Dalam pertemuan itu, orang tua murid hadir dan sepakat mempertahankan Irfal Nakul sebagai kepala sekolah. 

Baca juga: Praktisi Hukum Sebut Pemasangan Polisi Tidur Sebagai Bentuk Arogansi Militer: Lapor ke Panglima TNI

Baca juga: Tolak Pergantian Mendadak Kepsek SD 5 Bula, Orang Tua Murid Palang Sekolah 

Mereka menilai keputusan mengganti kepala sekolah dari luar sekolah terlalu tergesa-gesa dan tidak mempertimbangkan aspirasi warga sekolah.

Hal itu disampaikan Irsan Lopulalan salah satu orang tua wali murid saat diwawancarai Tribunambon.com, Selasa (28/10/2025).

“Katong orang tua murid ini heran. Kalau ganti kepala sekolah, biasanya karena pelanggaran atau masalah disiplin. Tapi beliau ini kerja bagus, sekolah berubah, malah diganti,” ujarnya.

Mereka juga menyoroti bahwa pengganti yang ditunjuk berasal dari luar sekolah, bukan dari guru internal SD 5 Bula.

“Kalau yang ganti itu dari guru-guru di sekolah ini, katong masih bisa terima. Ada kaderisasi. Tapi ini datang dari luar sekolah, itu yang bikin kami tidak terima,” tambahnya.

Pertemuan itu juga membahas langkah lanjutan untuk menyampaikan aspirasi langsung ke Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan.

“Katong tunggu respon dari Pak Bupati dan Pak Kadis. Harapannya, beliau dengar suara orang tua murid, dan mempertahankan Pak Nakul di SD 5,” katanya.

Warga menduga pergantian kepala sekolah tersebut berkaitan dengan program tertentu di dinas, bahkan ada yang menyebut bisa jadi bagian dari program revitalisasi.

“Tau lah, kalau sudah urusan politik, katong tidak bisa banyak bicara,” tutupnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved