Maluku Hari ini

Maluku Peringkat Pertama Nasional Capaian GENTING, Kunci Sukses: 12 Ribu Keluarga Teredukasi Tuntas

Kepala BKKBN Maluku, dr. Mauliwaty Bulo, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini datang dari intervensi edukasi yang masif dan terstruktur.

Jenderal Louis
CEGAH STUNTING - Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, dr. Mauliwaty Bulo saat ditemui TribunAmbon.com di Kantor Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, Kota Ambon, Rabu (15/10/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Di tengah tantangan besar berupa angka prevalensi stunting yang stagnan di 28,4 persen berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, Provinsi Maluku menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional.

Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku berhasil menempati peringkat pertama nasional dalam capaian program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), khususnya pada aspek edukasi.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, dr. Mauliwaty Bulo, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini datang dari intervensi edukasi yang masif dan terstruktur.

Ndidiso
PROGRAM GENTING - Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku berhasil menempati peringkat pertama nasional dalam capaian program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), khususnya pada aspek edukasi.

"Capaian GENTING Maluku nomor satu itu karena edukasi. Paling banyak yang bisa kita bantu adalah edukasi," jelas dr. Mauliwaty.

"Total 12.098 keluarga risiko stunting telah kami edukasi," tambahnya.

Menurut dr. Mauliwaty, edukasi menjadi kunci vital karena stunting bukan semata masalah kemiskinan, melainkan juga kurangnya pengetahuan tentang pola asuh yang benar. 

Baca juga: Disiplin ASN Negeri Passo Disorot, Praktisi Hukum Desak Wali Kota Ambon Bertindak Tegas

Baca juga: Resmi Terdaftar Nasional, Perpustakaan Lapas Namlea Akhirnya Miliki Nomor Pokok Perpustakaan 

Ia mencontohkan kasus di mana anak stunting berasal dari keluarga mampu, tetapi orang tua keliru dalam pemberian gizi.

"Ada saya dapati orang tua yang punya anak stunting, tapi secara ekonomi bagus. Mereka mampu menyediakan makanan bergizi, tapi tidak punya pengetahuan pola asuh. Anak dikasih jajan Rp 20 ribu per hari. Karena sudah kenyang, anak tidak mau makan lagi. Edukasi itu penting sekali," tegasnya.

Edukasi ini diantarkan langsung ke lapangan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang menjadi ujung tombak. 

TPK, yang terdiri dari unsur Bidan, Kader KB, dan PK (Penyuluh KB), bertugas mendampingi keluarga berisiko stunting di setiap desa dan kelurahan.

Selain edukasi, GENTING di Maluku juga memberikan bantuan nutrisi dan non-nutrisi.

Misalnya rehab rumah sederhana, memastikan lantai dicor dan rumah sehat untuk mencegah infeksi cacingan serta pembangunan fasilitas air bersih dan MCK komunal.

Meskipun capaian edukasi berada di puncak nasional, dr. Mauliwaty menyadari bahwa 28,4 persen adalah angka yang belum memuaskan. 

Sementara Kota Ambon konsisten mengalami penurunan, lima kabupaten lain; Buru Selatan, Seram Bagian Timur, Kepulauan Tanimbar, Seram Bagian Barat, dan Buru justru mengalami peningkatan stunting. 

Sumber: Tribun Ambon
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved