Malteng Hari Ini
Puluhan Tahun, Sekolah di Negeri Manusela Maluku Tengah Berlantai Tanah dan Berdinding Papan
Sebanyak 40-an anak bersekolah di SD Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) Manusela Yayasan JB Sitanala
Penulis: Silmi Sirati Suailo | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo
MASOHI, TRIBUNAMBON.COM - Berpuluh-puluh tahun, anak-anak di Negeri Manusela, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah harus ikhlas bersekolah di bangunan berdinding papan dan berlantai tanah.
Sebanyak 40-an anak bersekolah di SD Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) Manusela Yayasan JB Sitanala berlokasi tepat di tengah pemukiman warga Negeri Menusela, sekolah itu terdiri dari tujuh ruangan.
Perlu sekitar dua hari perjalanan dari arah Selatan atau tiga hari perjalanan dari Utara Pulau Seram tuk sampai di Negeri atas awan ini.
Sekolah tersebut dibangun saat Operation Raleigh 10F di Taman Nasional Manusela, Seram di tahun 1987 silam.
Demikian informasi yang disampaikan Raja Negeri Administratif Hatuolo yang juga alumni SD YPPK Manusela, Rudolf Itihuny saat berkunjung ke sekolah 17 Agustus 2025, pekan lalu.
Baca juga: Telkomsel Siapkan Kompensasi, Diskon Hingga Posko Internet Gratis Bagi Pelanggan di Buru dan Bursel
Baca juga: Isak Tangis Warnai Peresmian SD 355 dan SMP 126 di Pegunungan Seram Utara, Maluku Tengah
Lima ruangan memberi kesan rapuh, meja, kursi nampak tak terawat, terlebih ruangan-ruangan masih berlantai tanah.
Bangunan bercat putih itu dahulu berkonstruksi papan, seiring kerusakannya sebagian dinding dipasang pelepah batang daun sagu (gaba-gaba).
Dua ruangan masih beratap daun sagu, sementara tiga ruangan yang berjejer atap berbahan sen nampak sudah rusak.
"Ada empat ruangan yang dibangun kala itu, proses (terakhir) renovasi sekitar 20 tahun lalu," cetus Itihuny singkat.
Raja Negeri Administratif Hatuolo itu seakan bernostalgia, ia menceritakan bahwa konstruksi papan bangunan diganti berulang, namun konstruksi tiang bangunan tetap sama tidak direnovasi.
"Saya sekolah SD sekitar tahun 80 an, dimana sekolah baru-baru dibangun," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SDN YPPK Manusela, Yones Franky Latumutuany, kepada TribunAmbon.com, menyatakan, banyak hal harus dibenahi di SD YPPK Manusela.
Ia merincikan diantaranya, infrastruktur dan juga termasuk tenaga pengajar.
Di satu sisi, dalam hal pembelajaran sekolahnya kekurangan buku-buku penunjang pembelajaran.
"Selama ini kita ada di bawah yayasan JB Sitanala," tukasnya.
Dengan demikian harapannya kedepan ialah pemerintah bisa mengulurkan bantuan, sehingga pendidikan di Negeri Manusela bisa berkembang lebih baik.
Siswa SD YPPK Manusela berasal dari anak-anak Negeri Manusela, terdiri dari 43 siswa.
"Kelas 1 sebanyak 5 orang, kelas 2 terdapat 12 orang, kelas 3 yakni 10 orang, kelas 4 sebanyak 3 orang, kelas 5 ada 6 orang, dan kelas 6 sebanyak 7 orang," urai Wakepsek.
Sebagai tenaga pengajar lelaki yang sering disapa Ones itu telah mengabdi sejak tahun 2007, sayangnya datanya tidak diinput dalam Dapodik sekolah.
"Saya alami kendala selama mencoba mengikuti seleksi PPPK dimana saya sudah honor belasan tahun, namun nama saya tidak ada dalam dapodik," sesalnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.