Bentrok di Hunuth

GMNI Desak Polisi Proses Hukum Pelaku Pembakaran Rumah di Hunuth: Keadilan Harus Ditegakkan

Ia mendesak Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease untuk segera mengambil tindakan tegas. 

Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Jenderal Louis
BENTROK PEMUDA - Sebanyak 350 personel gabungan TNI-Polri telah diterjunkan ke lokasi untuk meredam situasi dan mengendalikan massa di Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Selasa (19/8/2025) Sore. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Ketua Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakultas Seni Keagamaan Kristen (FSKK) IAKN Ambon, Eston Halamury, angkat bicara menyoal bentrok di Desa Hunuth, Kota Ambon.

Ia pun mendesak Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease untuk segera mengambil tindakan tegas, termasuk menangkap segera para pelaku pembakaran kantoir desa serta rumah warga.

"Meskipun konflik sudah mereda, trauma warga pasti masih ada. Jangan sampai masalah ini berujung pada konflik yang berkepanjangan. Keadilan harus ditegakkan," ujar Eston kepada TribunAmbon.com, Kamis (21/8/2025).

GMNI Ambon menekankan pentingnya penegakan hukum yang berkeadilan. 

"Ini soal hati nurani dan rasa kemanusiaan. Kami meminta pihak kepolisian untuk menegakkan kebenaran sesuai hukum yang berlaku agar pelaku pembakaran rumah juga ditangkap dan diadili," tegas Eston.

Baca juga: Polda Maluku Pastikan Usut Tuntas Pembakaran di Hunuth, Kota Ambon

Baca juga: Belasan Bom Temuan Warga Dimusnahkan Tim Jibom Gegana Brimob Polda Maluku

Selain itu, GMNI juga meminta Pemerintah Provinsi Maluku untuk tidak tinggal diam. 

Eston mendesak Gubernur dan Wakil Gubernur untuk segera merelokasi warga yang terdampak konflik dan memberikan bantuan sosial.

"Mereka juga bagian dari orang Maluku, jadi harus ada perhatian penuh dari Pemerintah Provinsi," katanya.

Di akhir pernyataannya, Eston Halamury mengajak seluruh warga Kota Ambon, dan masyarakat Maluku pada umumnya, untuk tidak mudah terprovokasi. 

"Seolah slogan-slogan persaudaraan ini hanya sebatas kata-kata tanpa ada tindakan nyata. Kita harus membuktikan bahwa semangat 'Hidup Orang Basudara' masih hidup di hati kita," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, bentrokan ini bermula dari perkelahian antar pelajar di depan pangkalan ojek BIB, Selasa (19/8/2025) sekitar pukul 13.30 WIT. 

Insiden tersebut menewaskan seorang pelajar SMK Negeri 3 Ambon berinisial AP.

Insiden itu kemudian memicu bentrokan yang lebih besar hingga berujung pada pembakaran rumah warga, fasilitas umum, dan kendaraan

Menurut data sementara, bentrokan tersebut menyebabkan 24 rumah hangus terbakar dan beberapa rumah lainnya mengalami kerusakan ringan. 

Akibatnya, 59 Kepala Keluarga atau sekitar 236 jiwa terpaksa mengungsi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved