Bentrok di Hunuth

Ditpolairud Polda Maluku Evakuasi 25 Warga Hunuth di Keramba Apung

25 warga termaksud anak-anak dan lansia, memilih mengungsi di sebuah keramba apung, mencari perlindungan jauh dari gejolak.

Penulis: Maula Pelu | Editor: Mesya Marasabessy
Polda Maluku
KONFLIK WARGA - Proses evakuasi puluhan warga Desa Hunut, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, oleh Ditpolairud Polda Maluku, Selasa (19/8/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula M Pelu

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Bentrokan antar warga yang berlangsung di Desa Hunut, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, tak hanya meninggalkan jejak luka dan kehancuran, tetapi juga membawa ketakutan mendalam bagi masyarakat yang terjebak dalam kekacauan.

Ditengah ketegangan pada Selasa (19/8/2025) siang itu, 25 warga termaksud anak-anak dan lansia, memilih mengungsi di sebuah keramba apung, mencari perlindungan jauh dari gejolak.

Setelah mendengarkan kabar, Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Maluku, dibawah komando Direktur Ditpolairud Kombes Pol Handoyo Santoso, langsung mengarahkan tim untuk evakuasi puluhan warga itu. 

Baca juga: DPRD Buru Desak Bank Batasi Kredit ASN, Total Pinjaman Capai Rp136 Miliar

Hal ini berimbas dari bentrokan antar pelajar di depan pangkalan ojek BIB, Desa Waiheru, berujung pada kematian seorang pelajar SMK Negeri 3 Ambon berinisial AP.

Tragedi ini kemudian memicu bentrokan yang lebih besar, memicu kemarahan massa, hingga berujung pada pembakaran rumah warga, fasilitas umum, dan kendaraan di Hunuth.

Tercatat, 24 rumah hangus terbakar dan 236 jiwa terpaksa mengungsi.

“Keselamatan jiwa masyarakat adalah hukum tertinggi. Sesuai arahan Bapak Kapolda Maluku, kami berkomitmen untuk memberikan respons cepat dalam setiap kondisi darurat,” ujar Kombes Handoyo dalam keterangan pers, Rabu (20/8/2025).

Baca juga: Bentrok di Hunuth, DPRD Ambon Nilai Pemkab Malteng Lalai Bina Kamtibmas Rakyatnya

Evakuasi dilakukan secara bertahap menggunakan kapal patroli milik Ditpolairud.

Balita berusia 3 tahun dan seorang lansia 72 tahun menjadi prioritas utama dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Ottoquik Passo untuk penanganan medis.

Sementara beberapa warga lainnya dievakuasi ke Markas Komando (Mako) Ditpolairud di Lateri untuk mendapatkan pertolongan lanjutan. 

Hingga saat ini, Ditpolairud juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait, guna memastikan penanganan pasca kejadian berjalan optimal.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak ragu menghubungi aparat keamanan terdekat jika menghadapi situasi darurat. Kehadiran Polri adalah untuk melindungi dan melayani,” tambah Kombes Handoyo.

Diketahui, kini Polresta Pulau Ambon dan pulau-pulau Lease tengah memeriksa 18 saksi guna mengusut tuntas kasus tersebut.

Satu orang pelajar berinisial IS (19), yang diduga menjadi pelaku penikaman hingga meninggal dunia itu, sementara telah diamankan pihak berwenang. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved