Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Di tengah kondisi cuaca hujan yang memicu sejumlah bencana alam, Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah alami keterbatasan untuk turun tangan 'tanggap darurat bencana'. Kondisi tersebut dipicu keterbatasan porsi anggaran BPBD Maluku Tengah pada tahun anggaran berjalan. Demikian informasi yang disampaikan Kepala BPBD Maluku Tengah, Nova Anakota saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (5/8/2025). "Untuk tanggap darurat biasanya dalam kondisi begini Tim Reaksi Cepat (TRC) kita harus bergerak ke lokus-lokus yang mengalami banjir," ujar Nova. Tetapi lanjut Nova, sekali lagi dikatakan bahwa pihaknya terbatas dengan anggaran. "Anggaran kita tidak ada untuk melakukan TRC," ulasnya. Disampaikan, biasanya jika porsi (anggaran) tersedia, maka pihaknya tentu bakal menerima informasi (kebencanaan) langsung dari lokus, kemudian dilakukan koordinasi (lanjutan).
Belakang diketahui, hal tersebut berpengaruh ke skema informasi tanggap darurat dari tiap lokus. "Sekarang yang bisa kita lakukan ialah pada beberapa lokus (seperti) terjadi bencana begini ,ya kita koordinasi ke camat, lalu camat (koordinasi) ke desa yang bersangkutan, lalu laporan disampaikan kepada kita," ungkapnya. Usai menerima informasi kebencanaan, pihak BPBD akan menjembatani ke seluruh lembaga stakeholder BPBD yang semisal Balai Wilayah Sungai (BWS) atau Balai Pemeliharaan Jalan Nasional (BPJN). "Tapi (untuk tingkat) di daerah kita lakukan koordinasi ke Dinas PUPR agar ada langkah-langkah yang bisa mereka ambil secara teknis. Kalau kita tidak punya material untuk melakukan penanggulan bencana secara teknis," tukas Nova. Ia mengulang, pihaknya hanya bisa menjembatani jalur koordinasi (masalah kebencanaan). Kemudian informasi tersebut diteruskan kepada dinas atau balai-balai terkait yang kompeten. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.