SBT Hari Ini

Jembatan Wai Madoul Desa Kwaos SBT Tak Kunjung Dibangun, Arus Lalu Lintas Lumpuh Total Saat Hujan

Jembatan Wai Madoul, di Desa Kwaos, Kecamatan Siritaun Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) hingga kini tak kunjung dikerjakan.

Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Mesya Marasabessy
Haliyudin Ulima
KALI MADOUL - Sebuah kendaraan roda dua moogok saat menerjang Kali Madoul, di Desa Kwaos, Kecamatan Siritaun Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku, Rabu (23/7/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Haliyudin Ulima

BULA, TRIBUNAMBON.COM - Jembatan Wai Madoul, di Desa Kwaos, Kecamatan Siritaun Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) hingga kini tak kunjung dikerjakan, Rabu (23/7/2025).

Akibatnya, mobilisasi warga di beberapa kecamatan seperti Ukar Sengan, Kilmury hingga pesisir Pulau Geser saat menuju ibu kota, kerap mandek akibat kondisi air laut yang pasang, hingga luapan sungai.

Pantauan TribunAmbon.com di lokasi pukul 14:00 WIT, kondisi sungai cukup memprihatinkan, terlebih saat turun hujan.

Tampak beberapa kendaraan harus menunggu hingga berjam-jam, menanti banjir yang tak kunjung surut, beberapa kendaraan harus memutar balik arah jika mengalami hal serupa.

Hal itu juga dikeluhkan Sehan Masaa, salah satu warga setempat ketika diwawancarai TribunAmbon.com mengakui, kondisi sungai cukup sulit diprediksi.

Kata dia, volume air dapat berubah dengan cepat sehingga masyarakat tidak bisa memperkirakan waktu aman untuk menyeberang.

“Kalau sungai lain, masyarakat masih bisa membangun jembatan darurat secara swadaya, tapi Madoul tidak memungkinkan, arusnya terlalu deras, jembatan apapun yang dibangun masyarakat pasti hanyut karena beberapa kali perna terjadi, di tahun 2021 lalu hanyut sebuah mobil dengan jembatan darurat yang di bangun," jelasnya.

Baca juga: Warga Tegaskan Jembatan Dian-Tettoat Malra Hanya Bisa Dilintasi Sepeda Motor

Lebih lanjut dirinya mengakui, setiap kali pengendara hendak  mencoba melintasi sungai, risiko kerusakan mesin selalu menghantui, lebih dari puluhan kendaraan yang nekat menyeberang sungai, justru mengalami mogok akibat air yang terlalu tinggi dan deras.

Sehan menilai, selain membahayakan kendaraan, akses masyarakat juga lumpuh total setiap hujan turun, mulai dari akses pendidikan, pelayanan kesehatan, hingga distribusi kebutuhan pokok.

“Tidak ada pilihan, kami hanya bisa menunggu surut, tapi itu bisa berjam-jam bahkan berhari-hari, masyarakat tidak bisa berbuat banyak, karena membangun jembatan darurat sama saja dengan membuang waktu dan tenaga,” bebernya.

Baca juga: Waspada! Modus Penipuan Atas Nama TASPEN, Potensi Bobol Rekening

Mewakili waega sekitar dan para pengendara, Sehan mendesak  pemerintah daerah hingga provinsi segera turun tangan mengatasi permasalahan ini.

Mereka menilai pembangunan jembatan permanen merupakan satu-satunya solusi agar akses masyarakat tidak terus-menerus terputus saat musim hujan.

“Sungai Madoul memang harus ditangani pemerintah, kalau tidak, warga akan terus kesulitan setiap musim hujan, kami sudah terlalu lama terisolasi,” tutupnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved