Wisata Maluku
Nikmati Sejuknya Pantai Negeri Rutah Ditemani Rujak Ketapang Indah Mama Santi
Berjarak kurang lebih 50 meter dari gapura selamat datang Negeri Rutah Kecamatan Amahai Maluku Tengah, ada salah satu lapak rujak yang sayang
Penulis: Silmi Sirati Suailo | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo
MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Semilir angin sepoi-sepoi, deruhnya suara ombak, diselimuti awan putih dan langit biru yang tak bertepi membuat salah satu area pesisir Pantai di Negeri Rutah tidak bisa dilewati begitu saja.
Berjarak kurang lebih 50 meter dari gapura selamat datang Negeri Rutah Kecamatan Amahai Maluku Tengah, ada salah satu lapak rujak yang sayang sekali jika dilewati.
Nama lapaknya Rujak Ketapang Indah Mama Santi.
Letaknya persis di tepi jalan berdekatan dengan pesisir pantai yang diberi sekat bangunan talud penahan ombak.
Cuaca bersahabat seakan memberi tanda untuk "singgah dolo" sebagaimana teriakan akrab mama-mama yang tengah bersantai di sekitar pantai tersebut.
Pedestrian warga lokal juga nampak singgah menikmati rujak Mama Santi. Selasa (10/6/2025), kepada TribunAmbon.com Mama Nur Santi Sangadji (46) mengatakan, ia telah berjualan sejak sekitar tahun 2012.
Menjajakan rujak dengan berbagai varian buah menggiurkan lidah. Ada buah pepaya, nanas, jambu air, timun, mangga, dan talas. Buah-buahan segar itu dicampur dengan kacang goreng, gula pasir, gula merah, serta cabai rawit sesuai selera.
Baca juga: Basudara Benelli Ambon: Rindu yang Menyeruak hingga Dijamin Auto Ganteng
Baca juga: Itinerary Sehari di Pulau Saparua - Maluku, Bisa Kunjungi Tempat-tempat Ini
Gerakannya gesit, kacang goreng digiling dengan tekstur kasar ditambah dengan bahan lain, diorak-arik dengan potongan buah, sepiring rujak siap dinikmati.
"Untuk resepnya umum saja, yang beda itu dijual dengan porsi banyak Rp. 15 ribu per piring," ujar Mama Santi.
Ia bersyukur di usianya yang sudah tidak muda ini, dirinya masih bisa beraktivitas normal berjualan rujak setiap hari sejak pukul 09.00 WIT hingga 17.00 WIT.
"Alhamdulillah masih bisa aktivitas normal jualan rujak dari pagi, kalau sudah habis langsung tutup (lapak)," jelasnya.
Wanita paruh baya itu menyebut saat ini ia tinggal dengan anak-anaknya, pasalnya Almarhum suaminya telah meninggal dunia empat tahun lalu. Kedua anak Santi telah lulus sekolah, yang paling tua sudah merantau kerja ke Weda Halmahera.
"Mama punya anak sudah lulus, yang satu di Weda yang satu belum dapat kerja," ungkap dia.
Demi menyambung hidup, Santi mengaku jualannya memberi sokongan ekonomi yang cukup baik. Di hari-hari biasa dirinya dapat meraup omset Rp. 200 ribu per hari, sementara hari libur dan mudik Lebaran ataupun Natal ia bisa meraup untung lebih dari Rp. 500 ribu.
"Hari-hari biasa tidak terlalu ramai, namun kalau Natal atau Lebaran itu baru ramai," imbuh dia. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.