Maluku Tenggara
PERMAVA Tolak Keras Tambang Batu Kapur di Pulau Kei Besar: Tanah Leluhur Bukan Komoditas
Gelombang penolakan terhadap ancaman tambang batu kapur di Pulau Kei Besar kini semakin kuat.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Mesya Marasabessy
David Koanyanan
PENOLAKAN TAMBANG - Ketua Umum PERMAVA, David A. Koanyanan menyatakan sikap menolak rencana aktivitas PT Batulicin Beton Asphalt (BBA) di Desa Nerong dan Desa Mataholat, Kabupaten Maluku Tenggara.
David memperingatkan bahwa ekspansi pertambangan ini berpotensi mengubah lanskap ekologis Kei Besar secara permanen dan secara brutal mengancam ruang hidup masyarakat adat yang telah berabad-abad hidup selaras dengan alam.
Ia pun menyerukan persatuan seluruh elemen masyarakat.
"Kami bukan sekadar penonton. Kei Besar adalah tanah warisan leluhur yang harus kami lindungi bersama. Ini bukan komoditas yang bisa diperjualbelikan demi keuntungan segelintir pihak!" pungkasnya.
Kampanye #SaveKeiBesar kini terus meluas dan menggaung di berbagai platform digital, memperoleh dukungan solid dari berbagai kalangan, termasuk aktivis lingkungan, dan diprediksi akan menjelma menjadi gerakan yang semakin kuat dalam waktu dekat.(*)
Berita Terkait
Berita Terkait: #Maluku Tenggara
Tumpukan Sampah di Depan Stadion Marren Maluku Tenggara Semakin Panjang |
![]() |
---|
Koperasi Merah Putih Ohoi Hako Maluku Tenggara Resmi Kantongi Legalitas |
![]() |
---|
Hujan Deras, Jalan Taverseran di Maluku Tenggara Berubah jadi Kolam Mini |
![]() |
---|
Tumpukan Sampah Meluber di Pasar Langgur Malra, Warga Sebut 5 Hari Tak Diangkut |
![]() |
---|
Ini Penyebab Kasus Penyakit Diare di Maluku Tenggara Terus Meningkat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.