Malteng Hari Ini

‎Prihatin! Kondisi Lantai 3 dan 4 Maplaz Masohi Bagaikan Sarang Hantu ‎

‎Anak tangga menuju lantai 3 dikelilingi sarang laba-laba hingga sampah berserakan di sekitarnya. Saat menaiki tangga menuju lantai 3

TribunAmbon.com/ Silmi Suailo
TAK BERPENGHUNI - Kondisi lantai 3 dan 4 Gedung Maplaz Kota Masohi yang tak berpenghuni, Sabtu (31/5/2025) 

‎Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo 

‎MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Sungguh prihatin, kondisi terkini gedung Masohi Plaza (Maplaz) khususnya lantai 3 dan 4  kian sepi meninggalkan kesan menyeramkan bagai sarang hantu. 

‎Anak tangga menuju lantai 3 dikelilingi sarang laba-laba hingga sampah berserakan di sekitarnya.

Saat menaiki tangga menuju lantai 3, disambut dengan aroma tak sedap dari toilet di sisi kiri yang nampak tak berfungsi serta dalam kondisi yang tidak terawat. 

‎Kondisi miris bangunan empat lantai yang berada di Jalan Abdullah Soulissa, Kota Masohi, Maluku Tengah itu terpantau oleh TribunAmbon.com, Sabtu (31/5/2025) sekira pukul 12.15 WIT. 

‎Nampak dua titik kerusakan pada plafon di lantai 3 serta keretakan tembok yang bersampingan dengan toilet.

Kondisi toilet juga tak kalah memprihatinkan, kran air terlihat karatan bahkan air tidak mengalir sama-sekali. 

‎Berbaris puluhan toko dalam kondisi prima, namun belum ditempati sama sekali oleh para pedagang. Tembok bercat putih bagaikan canvas lantaran telah dipenuhi coretan serta tulisan. 

Baca juga: Honor Perangkat Masjid di Seram Bagian Timur Belum Dibayar, Diperkirakan Capai Rp 1,4 Miliar

Baca juga: Kapolres Tual Bantah Dugaan Penipuan Reparasi Kapal, Klaim Telah Bayar Hampir Rp 60 Juta

‎Berlama-lama di gedung ikonik kota Masohi itu membuat bulu kuduk merinding, serta sesak napas pasalnya debu memenuhi lantai hingga tralis besi pembatas. 

‎Saat dikonfirmasi, salah seorang penjaga toko yang meminta identitasnya dirahasiakan mengaku, setahun lalu para pedagang sudah diarahkan untuk menempati lantai 3 dan 4. 

‎"Yang toko elektronik itu harus di lantai atas," ujar sumber. 

‎Kata dia, pedagang enggan menempati dua lantai tersebut dengan berbagai alasan, namun rata-rata pedagang mengeluhkan sepi pembeli. 

‎Ia juga menerangkan, biaya sewa untuk satu toko senilai Rp. 1.800.000 selama setahun. 

‎"Itu untuk sewa setahun, di area bagian depan (toko) yang ada pembatas lakban juga mesti dibayar," tuturnya.

‎TribunAmbon.com akhirnya mencoba mengkonfirmasi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku Tengah, Erny Rahman untuk mengetahui pengelolaan gedung Mamplaz.

‎Sayangnya, saat dikonfirmasi, Erny Rahman belum merespon hingga berita ini diterbitkan. (*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved