Malteng Hari Ini

Firdaus tak Ditemukan Hingga Kini, Ini Pesan Kepala Balai TN Manusela ke Keluarga

‎Setelah dilakukan pencarian oleh tim, memasuki hari ke-9 pada Jumat (2/5/2025) lalu tak membuahkan hasil apa-apa.

TribunAmbon.com/ Silmi Suailo
DENY RAHADI - Kepala Balai Taman Nasional Manusela, Deny Rahadi saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (8/5/2025) 

Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo 

‎MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Firdaus Ahmad Fauji, pria berumur 27 tahun yang beralamat di Cibungbulang Bogor Jawa Barat hingga kini belum ditemukan di Gunung Binaiya. 

‎Setelah dilakukan pencarian oleh tim, memasuki hari ke-9 pada Jumat (2/5/2025) lalu tak membuahkan hasil apa-apa. 

‎Kepada pihak keluarga, Kepala Balai Taman Nasional Manusela, Deny Rahadi meminta untuk ikhlas lantaran sudah tiga metode pencarian yang digunakan namun hasilnya nihil.

‎Hanya jejak puntung rokok dan jejak sepatu yang ditemukan tim dekat Sungai Yahe. 

‎"Saya memberi edukasi kepada keluarga untuk ikhlas karena tiga metode atau pendekatan sudah kita lakukan. Pencarian secara konvensional, melibatkan tetua adat, dan menerbangkan drone kita mau apalagi, kawasan Manusela luasnya hampir 175 ribu hektar," ujar Deny di Masohi, Kamis (8/5/2025) kemarin. 

‎Prihal pemberhentian pencarian, sempat pihak keluarga melakukan negosiasi tapi karena ini demi kepentingan organisasi dan kepentingan bersama, tidak diizinkan tuk lanjut pencarian.

Baca juga: Kemenkumham Maluku Bersama DPRD SBT Bakal Bentuk Perda Perlindungan Kekayaan Intelektual 

Baca juga: Kantor Laboratorium BPLH Seram Bagian Timur Terbengkalai Hingga Ditumbuhi Rumput Liar 

‎"Relawan boleh pasang badan untuk membantu tapi kalau relawan terjadi cedera siapa yang bertanggung jawab?," tanya Deny.

‎Ia juga tidak merestui atau mengizinkan adanya pencarian tanpa izin kepala Balai Taman Nasional Manusela karena semua beresiko. ‎

‎"Boleh ada relawan dari komunitas pecinta alam (KPA). Tapi diluar tanggung jawab kami, kalau terjadi segala sesuai yang tidak diinginkan saat proses pencarian sudah ditutup itu diluar tanggung jawab kami," ujarnya. 

‎Memang diakui, sesuatu hal yang manusiawi ketika keluarga ingin mencari sampai ketemu, tapi harus berpikir rasional. Jangan sampai proses SAR tapi tim pencari malah yang di-SAR. 

‎‎"Dan itu terjadi, pada tim pencarian, satu orang mengalami cedera. Ia adalah Sofyan Abdullah, saya tidak ingin kejadian yang sama menimpa yang lainnya," tegas Deny. 

‎‎Ditambahkan, proses evakuasi Sofyan Abdullah empat hari dari pos 3. Padahal kalau waktu normal hanya membutuhkan waktu dua hari satu malam sampai ke Negeri Piliana. 

‎"Ia baru turun Rabu malam. Dievakuasi Dari pos 3 yang idealnya turun dua hari satu malam faktanya sampai empat hari," pungkas Deny. (*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved