Maluku Terkini
Luput Perhatian Pemerintah, Bangunan SD di Kanikeh Seram Utara Masih Berdinding Gaba-gaba
Negeri 351 Maluku Tengah, Negeri Kanikeh, Kecamatan Seram Utara tepatnya di kaki Gunung Binaiya masih sangat memprihatinkan.
Penulis: Silmi Sirati Suailo | Editor: Ode Alfin Risanto
Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo
MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Kondisi bangunan sekolah di SD Negeri 351 Maluku Tengah, Negeri Kanikeh, Kecamatan Seram Utara tepatnya di kaki Gunung Binaiya masih sangat memprihatinkan.
Pasalnya, ada 18 pelajar di sekolah itu yang harus mengenyam pendidikan di balik bangunan sekolah dengan berdinding gaba-gaba (pelepah sagu).
Padahal, SD Negeri 351 Maluku Tengah ini telah peroleh izin operasional pada 11 Juli 2024 lalu.
Sementara sekolah darurat didirikan tepat 11 Oktober 2024, dan diresmikan 4 November 2024.
"Kondisi sekolah dari bambu buah, bambu teri, dinding dari gaba-gaba, dan atapnya daun sagu," kata Kepala SDN 351 Maluku Tengah, Demianus Hendrik Lilihata, saat dikonfirmasi, Sabtu (3/5/2025) malam.
Dijelaskan, bangunan sekolah sederhana itu disekat menjadi tiga ruangan, satu ruangan untuk kantor, ruangan kedua untuk kelas 1, dan ruangan ketiga disiapkan untuk kelas 2.
Kata Lilihata, saat ini sekolah baru memiliki 18 siswa kelas 1 yang terdiri dari 10 orang siswa, dan 8 lainnya siswi.
Sementara, tenaga pengajar terdiri dari lima orang guru diantaranya tiga guru ASN PPPK, dan dua guru honor.
Baca juga: Sosok Fathan Asani Kiper Muda Maluku yang Bawa Garuda Muda Menang di Kuala Lumpur Cup 2025
Baca juga: Tim Pencarian Temukan Puntung Rokok Diduga Milik Firdaus di Seputaran Kali Yahe Gunung Binaiya
"Tiga orang guru berasal dari Kanikeh, dan dua guru lain dari Manusela yang sudah menetap di Kanikeh," terang kepsek.
Lilihata sendiri sudah menetap 12 tahun di Kanikeh, lantaran ia adalah orang Manusela.
Ia mengaku, untuk sampai ke Negeri Kanikeh maka harus menempuh perjalanan dari pesisir ke Negeri Huaulu terlebih dulu.
Setelahnya dilanjutkan jalan kaki dua atau tiga hari untuk bisa sampai di Negeri Kanikeh.
"Memakan waktu dua hingga tiga hari tergantung cuaca. Kalau musim panas dua hari perjalanan dari Huaulu. Kalau hujan tiga hari perjalanan," jelasnya.
Gunung, lembah, sungai-sungai besar menemani perjalanan siapa saja yang hendak berkunjung ke Negeri di kaki Gunung Binaiya itu.
"Pokoknya ada jalan lurus, jalan tanjakan, ada sungai-sungai besar," tuturnya.
Disampaikan, masih banyak kebutuhan tuk menunjang proses pembelajaran di sekolah yang dipimpinnya.
"Disini masih pakai genset tuk listrik tapi memang pemakaian dibatasi karena harus menghemat BBM, sementara sudah ada stranlink untuk jaringan internet," pungkasnya.
Kepala sekolah berharap agar kedepannya ada perhatian dari pemerintah tuk segera memenuhi kebutuhan sekolah maupun masyarakat. (*)
Aktivis Maluku Terima Amplop Rp 250 Ribu Usai Doa Bersama di Polda, Diduga tuk Redam Demonstrasi |
![]() |
---|
Sekelompok Orang Diduga Preman Duduki Kantor Gubernur Maluku: Rumah Sakit atau Kantor Polisi |
![]() |
---|
Tersangkut Dugaan Tindak Pidana, Subhan Pastikan Ingrid Ferdinandus Bukan Lagi Pengurus SOKSI Maluku |
![]() |
---|
Polwan Goes to School Jembatan Hukum dan Harapan di SMK Negeri 3 Ambon |
![]() |
---|
Peringati HUT ke-77, Polwan Polda Maluku Gelar Ziarah di TMP Kapahaha Ambon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.