Puluhan Petugas Kebersihan Malra Dipecat Sepihak, Plt Sekda Bilang Baru Tahu

Plt Sekda Kabupaten Maluku Tenggara, Bernardus Rettob, mengaku baru mengetahui adanya pemberhentian sepihak terhadap 27 petugas kebersihan oleh DLH.

Megarivera Renyaan
DLH MALRA -- Plt Sekda Malra Bernadus Rettob saat menemui belasan petugas kebersihan yang diberhentikan sepihak oleh DLH setempat, Rabu (9/4/2025) 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan

LANGGUR, TRIBUNAMBON.COM -- Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Bernardus Rettob, mengaku baru mengetahui adanya pemberhentian sepihak terhadap 27 petugas kebersihan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.

Hal tersebut disampaikan Rettob saat menemui langsung para petugas kebersihan yang mendatangi kantor pemerintah daerah untuk meminta kejelasan terkait proses pemberhentian dan upah yang belum dibayarkan selama tiga bulan terakhir, Rabu (9/4/2025).

"Kami juga baru dengar masalah ini. Tuntutan Ibu dan Bapak akan kami tindak lanjuti," ungkapnya kepada para petugas.

Ia menjelaskan, berdasarkan kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat, saat ini terdapat kendala dalam proses penganggaran di daerah, termasuk untuk honor para petugas non-Aparatur Sipil Negara (ASN).

Terkait status mereka, Rettob menuturkan bahwa Surat Keputusan (SK) bagi tenaga non-ASN berlaku selama satu tahun, terhitung sejak Januari hingga Desember pada tahun yang bersangkutan. 

Dengan demikian, masa kerja mereka secara otomatis berakhir pada akhir tahun.

Baca juga: Diberhentikan Sepihak, Petugas Kebersihan Buang Sampah di Depan Kantor DLH Malra

Baca juga: Sampah Menumpuk di Maluku Tenggara, DLH Akui Terkendala Biaya Operasional

"Biasanya memang akan dibuat SK pemberhentian sambil menunggu SK baru," jelasnya.

Di sisi lain, buntut dari persoalan tersebut, puluhan petugas kebersihan yang diberhentikan melakukan aksi protes dengan membuang tumpukan sampah di depan kantor DLH Malra

Mereka juga memblokade akses masuk ke kantor tersebut menggunakan sehelai kain khas perempuan Kei sebagai simbol perlawanan.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved