Info Daerah
Pengentasan Stunting, Pj Bupati Maluku Tenggara Tegaskan Pentingnya Keroyok Program
Berdasarkan data Dinkes, pada tahun 2023 angka stunting Malra sentuh 16,5 persen, pada periode pertama tahun 2024 angkanya turun menjadi 15,90 persen.
Penulis: Megarivera Renyaan | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan
LANGGUR, TRIBUNAMBON.COM - Angka prevalensi stunting di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) terus mengalami penurunan.
Berdasarkan data Dinkes, pada tahun 2023 angka stunting Malra sentuh 16,5 persen, pada periode pertama tahun 2024 angkanya turun menjadi 15,90 persen.
Kemudian medio Desember tahun 2024 turun lagi hingga menyentuh 15,60 persen
Pj Bupati Maluku Tenggara (Malra) Samuel Huwae menegaskan, penanganan kasus stunting harus lintas sektoral.
Baca juga: Affandy Hassanusy Selaraskan RPJMD dan RENJA Dengan Program Prioritas Wali Kota Tual Terpilih
Baca juga: Sidang Lanjutan Kasus Penipuan Modus Seleksi Masuk Polri: Agenda Pemeriksaan Saksi
"Berbicara tentang pengentasan stunting ini butuh kerjasama semua pihak. Jadi tanggung jawab pengentasan stunting bukan hanya di Dinas Kesehatan saja, semua sektor ada disitu jika dikerjakan secara bersama-sama," ungkapnya, Minggu (9/2/2025).
Menurutnya, tanpa kerjasama lintas sektoral maka penanganan stunting tidak akan maksimal.
Menurutnya, misalnya dari Dinas Pendidikan edukasi perilaku hidup sehat, juga Dinas Pertanian memberikan penyuluhan terkait pemanfaatan pekarangan rumah juga pemanfaatan pangan lokal.
"Jika kita semu keroyok stunting dari semua lini saya kira akan semakin baik," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.