Gunung Botak

Ribuan Pekerja di Tambang Emas Gunung Botak: Antara Harapan dan Maut

Jumlah pekerja yang mencapai ribuan ini menunjukkan betapa masifnya kegiatan penambangan di wilayah tersebut

Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com / Zainal Ameth
Tambang Emas Gunung Botak, Kabupaten Buru, Jumat (7/6/2024). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Gunung Botak, Namlea, Kabupaten Buru, menjadi magnet bagi ribuan pekerja yang menggantungkan hidup mereka pada aktivitas penambangan emas ilegal. 

Jumlah pekerja yang mencapai ribuan ini menunjukkan betapa masifnya kegiatan penambangan di wilayah tersebut.

Juga menggambarkan betapa besar harapan masyarakat akan rezeki yang bisa didapatkan dari emas.

Namun, di balik harapan tersebut, terdapat bahaya maut yang terus mengintai. 

Kondisi lingkungan yang tidak terkelola dengan baik, penggunaan alat-alat yang tidak standar, serta kurangnya pengetahuan akan keselamatan kerja menjadi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan sering terjadi di Gunung Botak. 

Longsor adalah salah satu ancaman yang paling nyata, seperti yang terjadi pada 29 Januari 2025 lalu, menyebabkan satu orang penambang tewas.

Rizky, seorang penambang di Gunung Botak, mengungkapkan bahwa setiap bulan ada saja kasus kematian di sana.

"Setiap bulan mungkin saja ada yang mati, tapi kami tidak tau karena masing-masing sibuk dengan pekerjaan," ujar Rizky saat dihubungi TribunAmbon.com, Kamis (6/2/2025).

Hal ini menjadi bukti betapa tingginya risiko yang harus dihadapi oleh para pekerja setiap harinya.

Meski demikian, mereka tetap memilih untuk bertahan di Gunung Botak, karena desakan ekonomi dan sulitnya mencari pekerjaan lain.

"Cari kerja juga susah, jadi ada peluang ya kita ikut saja," cetusnya.

Salah seorang aktivis Maluku, Rifki Derlen mengatakan aktivitas penambangan emas ilegal tidak hanya berbahaya bagi para pekerja, tetapi juga merusak lingkungan. 

Baca juga: Terjerat Kasus Penipuan, Cici Salampessy Ternyata Mantan Napi Kasus Pemalsuan Surat Antigen di 2021

Baca juga: Evakuasi Dramatis WN Filipina dari Kapal True Crusaider di Perairan Bula - Seram Bagian Timur

Hutan menjadi gundul, tanah menjadi tercemar, dan ekosistem menjadi terganggu. 

"Perlu ada solusi yang lebih komprehensif untuk mengatasi masalah ini, seperti penegakan hukum yang tegas," katanya.

Di sisi lain, Rifki juga menyoroti dugaan adanya pembiaran terhadap aktivitas tambang ilegal di Gunung Botak.

Ia menduga ada keterlibatan oknum TNI-Polri dalam aktivitas tersebut dan meminta agar aparat penegak hukum segera mengusut tuntas dugaan ini.

"Kami menduga ada oknum-oknum pembesar TNI Polri yang terlibat mengakibatkan masalah  ini tidak pernah tuntas," tandasnya. (*) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved