Maluku Legend
Jafar Lapandewa, Senior Tukang Becak di Kota Namlea: Jangan Menyerah
Pada usia 51 tahun, ia bukan hanya seorang tukang becak biasa, tetapi menjadi simbol ketekunan dan perjuangan tanpa henti meski harus melewati berbaga
Penulis: Zainal Ameth | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Zainal Ameth
NAMLEA, TRIBUNAMBON.COM - Jafar Lapandewa, tak banyak yang mengetahui nama itu.
Namun, warga di kawasan Pasar Inpres Kota Namlea akan langsung 'ngeh' ketika menyebut bang Jap Becak.
Nama itu begitu familiar mengingat profesi yang digelutinya tak seumur jagung.
Tahun ini genap 39 tahun bang Jap mengaspal di ibu kota kabupaten berujuluk Bupolo itu.
Dia salah satu yang paling tua di profesi dan senior dalam komunitas tukang becak di Pulau Buru (1990 - 2016).
Pria kelahiran tahun 1962 di Namlea itu kini memasuki usia 51 tahun, dan masih tampak segar.
“Tarik becak itu membuat badan sehat,” kata Bang Jap Kepada TribunAmbon.com, Senin (1/7/2024).
Dibalik sehat dan kekar, Bang Jap menyimpan cerita sulit perjalanan hidupnya.
Baca juga: Ini Nasi Pulut Legend di Kota Ambon, Jualan Sejak Harga Masih 100 Perak
Becak yang dipakainya disewa dari pemilik bernama Hamzah seharga Rp 5 ribu per hari di tahun 1980an.
Di tahun-tahun itu, rerata penghasilannya hanya berkisar 15 sampai 20 ribu per hari.
Baginya lumayan, karena dia cukup menghemat.
Meski begitu, terkadang kesulitan datang tatkala tak satu pun penumpang didapati.
Alhasil, terpaksa meminjam uang di rekan dan kerabat hanya untuk memenuhi kebutuhan perut.
Baca juga: Aries Reklame, The Legend Pengrajin Stempel di Ambon: Sudah Generasi Ketiga
"Awal mulanya, saya tarik becak sangat kasihan sekali karena tidak ada penumpang. Hanya satu dua orang, kadang-kadang dibayar seribu, kadang dua ribu. Jauh dekat itu sama saja," ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.