Ambon Hari Ini

Selamat Dari Tsunami, Kota Ambon Bakal Dapat Pengakuan dari UNESCO

Ratusan warga Desa Galala dan Hative Kecil, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon mengikuti adegan simulasi bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah tersebut

Ist
Warga Galala dan Hative Kecil saat simulasi hadapi bencana gempa bumi dan tsunami. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Ratusan warga Desa Galala dan Hative Kecil, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon mengikuti adegan simulasi bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah tersebut.

Simulasi itu dalam rangka tahapan verifikasi lapangan oleh Verifikator Tsunami Ready dari Indian Ocean Tsunami Information Center UNESCO, yang mesti dilalui Komunitas Siaga Tsunami (Tsunami Ready Community) Desa Galala dan Negeri Hative Kecil, sebagai Calon Komunitas Siaga Tsunami pertama di Provinsi Maluku, bahkan di Kawasan Timur Indonesia yang diakui UNESCO.

Penjabat Wali Kota Ambon, Dominggus Kaya menjelaskan, pengakuan ini menjadi sebuah kebanggaan, bahwa sebagai calon Komunitas Siaga Tsunami pertama di Provinsi Maluku, bahkan di Kawasan Timur Indonesia yang diakui UNESCO.

Baca juga: Selain Musik, Duta Besar Muhammad Koba Sebut Sumber Daya Alam di Ambon Harus Dikembangkan

Momen ini juga merupakan pengingat bahwa Kota Ambon memiliki potensi bencana alam gempa bumi dan tsunami yang sangat tinggi.

"Kami juga mengapresiasi pemerintah Desa Galala dan Negeri Hative Kecil yang telah membenahi diri dan telah memperoleh pengakuan nasional dari National Tsunami Ready Board (NTRB) tahun 2023 lalu. Kami memahami, untuk sampai pada tahapan verifikasi memperoleh pengakuan internasional dari UNESCO, tidaklah mudah dan penuh perjuangan. Semua itu tak lepas dari bimbingan dan pendampingan dari BMKG Stasiun Geofisika Ambon dan BPBD Kota Ambon yang tekun membimbing dan setia melakukan pendampingan," kata Kaya, Rabu (12/6/2024) kemarin.

Menurutnya, dengan adanya pengakuan yang akan diterima Desa Galala dan Negeri Hative Kecil, menjadi motivasi bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon dalam mendorong desa/negeri lainnya agar membangun masyarakat yang tangguh melalui strategi kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana yang dapat terjadi kapan saja.

"BPBD agar mempersiapkan negeri-negeri, desa-desa, kelurahan-kelurahan yang lain untuk memperkuat kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat dalam mengenal ancaman risiko di lingkungannya, mampu mengelola informasi peringatan dini yang disediakan BMKG, memahami rambu peringatan, serta dapat melakukan evakuasi mandiri," cetusnya.

Kaya berharap, apa yang dicapai Desa Galala dan Negeri Hative Kecil, menjadi katalis, motivasi dan inspirasi bagi negeri/desa maupun kelurahan lain untuk mulai mempersiapkan diri.

Sehingga menjadikan Kota Ambon, sebagai kota tangguh dan siap menghadapi bencana.

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas I, Djati Cipto Kuncoro mengakui, bahwa Provinsi Maluku khususnya wilayah Kota Ambon merupakan daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami.

Dengan adanya ancaman nyata, maka diperlukan upaya mitigasi sebagai salah satu program prioritas pembangunan.

"Program tersebut mewujudkan masyarakat siaga sunami melalui pemenuhan 12 indikator Tsunami Ready Community, diantaranya berupa edukasi dan simulasi, bersinergi antar pemangku kepentingan di tingkat Nasional, Provinsi Dan Kabupaten/Kota," jelasnya.

Dirinya menambahkan, jika dalam tahapan verifikasi internasional ini berhasil, maka nantinya Komunitas Siaga Tsunami Desa Galala dan Hative Kecil akan menerima penghargaan di Banda Aceh, para peringatan 20 tahun Tsunami Aceh.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved