Maluku Legend
Aries Reklame, The Legend Pengrajin Stempel di Ambon: Sudah Generasi Ketiga
Maka tidak salah jika disahkan, jasa pembuatan stempel adalah salah satu usaha paling tua. Saking tuanya, jasa ini sangat
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Jika cap jempol hingga tanda tangan menjadi alat pengesahan paling tua, maka stempel satu tingkat di bawah itu.
Maka tidak salah jika disahkan, jasa pembuatan stempel adalah salah satu usaha paling tua.
Saking tuanya, jasa ini sangat familiar dan biasanya punya ‘tongkrongan’ sendiri di sudut kota.
Di Kota Ambon?
Itu pertanyaan yang pasti spontan dijawab; ‘di depan Amplaz’, tepatnya di jalan Kopi, Kecamatan Sirimau.
Belasan lapak berjejer di trotoar yang kurang dari dua meter lebarnya.
Ukuran dan bentukan lapak pun sangat sederhana, terdiri dari meja dan papan disusun bertingkat yang berfungsi sebagai etalase produk; mulai dari stemple hingga batu nisan.
Mengingat ini unit usaha paling tua, tentu ada sosok pengrajin stempel yang mendapat predikat ‘legend’ di tongkrongan itu.
Ialah Aries Reklame, usaha jasa pembuatan stempel dan nisan yang sudah masuk generasi ketiga.
Aries Reklame dirintis sejak tahun 1980an oleh Leo Tuppu yang kini sudah memasuki usia senja.

Baca juga: Kisah Wahidi Tuasikal, Buruh Angkut Tertua di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon: Seng Kerja Seng Makan
Baca juga: Nasi Kelapa Nene Jo’o Jadi Legend di Negeri Hitu
Pria yang hangat di sapa Om Leo kini melanjutkan usaha stempel di Namrole, Kabupaten Buru Selatan.
Sementara Aries Reklame diwariskan ke anaknya Milyan Tuppu atau akrab disapa bos Vian (40).
Keahlian pembuatan stempel dan batu nisan juga diturunkan hingga ke cucu-cucunya.
Salah satunya Muhammad Nabil Tuppu (19) yang baru lulus dari bangku sekolah.
Sang cucu, Nabil bercerita awal kakeknya merintis usaha di samping gedung Ambon Plaza (Amplaz).
Lantaran berbagai alasan Aries Reklame pun pindah di Jalan Kopi atau sebagian warga Ambon menyebutnya lorong Naga Kuning.
"Usaha ini sudah dimulai sejak tahun 1980an. Mulai dari beta punya kakek, namanya Leo lalu turun sampai di beta," ungka Muhammad Nabil Tuppu (19) saat diwawancarai TribunAmbon.com, Senin (13/5/2024).
Beragam jasa dan produk ditawarkan, mulai dari stempel atau cap, batu nisan, prasasti peresmian, macam-macam papan nama dan pelat nomor kendaraan
Dikatakan, meski tak banjir orderan seperti kakeknya dahulu.
Tetapi Aries Reklame masih menerima sekitar 20an pesanan stempel atau cap setiap minggu.
"Masih ramai tapi pelanggan tidak sebanyak dulu, karena sekarang sudah banyak saingan. Orderan cap atau stempel rata-rata 4 sampai 5 buah kadang juga dapat dua saja. Kalau dihitung sekitar 20an cap per minggu," tuturnya.
Nabil bersyukur dirinya bisa mewarisi keahlian tersebut, yang mana dia belajar langsung dari sang ayah.
Namun baginya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi tujuannya saat ini.
Impian terbesarnya mendirikan percetakan modern tuk membanggakan orang tua.
"Bersyukur bisa mendapat keahlian seperti ini. Saya baru lulus SMA jadi punya keinginan melanjutkan pendidikan. Kalau usaha ini biar kakak saya, Fathur yang melanjutkan saja," terangnya.
Ia mengatakan, saat ini kakeknya melanjutkan usaha stempel di Namrole. Tetapi beberapa bahan baku masih disuplai dari Ambon.
"Tete sekarang berada di Namrole melanjutkan usaha yang sama di sana, dari sini kami menyuplai barang ke sana," cetusnya.
Perkembangan teknologi saat ini semakin mempermudah jasa pembuatan stempel.
Tak heran Nabil dengan mudah mendesain beraneka bentuk stempel melalui aplikasi komputer.
Tak ayal, waktu dan tenaga pun jadi efisien.
"Sekarang ini buat cap sudah lebih mudah karena didesain menggunakan aplikasi Corel Draw di laptop, kalau dulu pengerjaan serba manual. Lihat bentuknya kemudian difotocopy lalu ukir manual," tuturnya.
"Bisa mempersingkat waktu kerja, jadi penghasilan juga lumayan karena hemat waktu dan bisa cetak banyak," tambahnya.
Di mata Nabil, sang kakek orangnya tegas namun berhati baik.
"Kakek saya sangat tegas, walupun begitu beliau orangnya baik," tandasnya.
Salah seorang pengrajin stempel lainnya, Doni Eduard Melayu (39) ikut membenarkan warisan turun-temurun itu
Dijelaskan bahwa dia dan rekan sebayanya Vian Tuppu sama-sama melanjutkan usaha orang tua.
Namun, Aries Reklame sudah berjalan hingga tiga generasi.
"Iya mereka sudah tiga generasi, dari om Leo sampai turun ke cucunya Nabil," kata Doni.
Menurutnya sosok om Leo dikenal baik dan welcome dengan siapa saja. Termasuk akrab dengan sesama pengrajin.
"Orangnya baik sekali om Leo itu, suka tegur sapa dengan sesama pekerja stempel di sini. Santai orangnya tidak terlalu banyak bicara tapi ramah dengan orang," ujarnya mengenang sosok om Leo.
Hal serupa juga disampaikan abang Oleng.
Pria bernama lengkap Bambang Sugito (45) itu mengaku om Leo merupakan senior di antara para pembuat nisan dan stempel.
Meski begitu, om Leo selalu menaruh perhatian tuk rekan-rekan disekitarnya.
"Om leo itu senior di sini. Orangnya baik, suka memberi perhatian kepada kami selaku adik-adik di sini, berbaur sama kami semua," ungkap Oleng pengrajin stempel sejak tahun 1998.
Lanjutnya, di antara para senior hanya om Leo yang masih hidup.
"Di antara rekan-rekan seusianya, cuman om Leo saja yang masih hidup, yang lain sudah almarhum," tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.