Kolaborasi Tiga Mapala Unpatti Giat Pembersihan Sampah di Jalur Pendakian Gunung Salahutu

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Kolaborasi Tiga Mapala di Universitas Pattimura menggelar agenda pendakian sekaligus pembersihan sampah di sepanjang jalur pendakian Gunung Salahutu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (2/2/2024).

Yakni; Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam (MEPA), Generasi Didikan Alam (Radikal) / Mapala Fakultas MIPA dan Mapala Fakultas KIP Unpatti (Frasa).

Belasan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) berkumpul di Kampus berjuluk 'Orang Basudara' untuk persiapan awal sekitar pukul 16.00 WIT.

Perjalanan diawali dengan kendaraan roda empat menuju lokasi pendakian di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Direncanakan rombongan pertama yang terdiri dari 15 personil akan melakukan pendakian awal sembari menunggu rombongan berikutnya.

Pembersihan dilakukan dengan cara memungut sampah yang tersebar sepanjang jalur pendakian.

Baca juga: Bubur Manado Terkomplit di Kota Ambon, Cuma 20 Ribu Sudah Bikin Kenyang

Baca juga: Sekilas Mepa Unpatti: Dimana Kaki Dipijak di Situ Alam Dijunjung

Kemudian bermalam di Puncak Salahutu barulah rombongan turun dan kembali ke Unpatti pada Minggu (4/2/2024).

Ketua Umum Radikal (Generasi Didikan Alam) Mapala FMIPA Unpatti, Yunia Siamiloy mengatakan kepada TribunAmbon.com bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memupuk kebersamaan antar Mapala di lingkup Universitas Pattimura.

"Ini inisiasi kami karena memang Mapala se-Unpatti mau buat kegiatan yang merangkul semua Mapala untuk memperkuat kebersamaan kami. Rencana hari ini jumat sampai minggu nanti kami di Gunung Salahutu untuk pembersihan," ungkapnya.

Dikatakan, sebelumnya sudah ada tim yang meninjau lokasi pendakian dan mendapati banyak sampah di sepanjang jalur daki.

"Kemarin sudah ada yang meninjau lokasi ternyata sudah banyak sampah disepanjang jalur pendakian Salahutu," cetusnya.

Lanjutnya, untuk pendakian dan pembersihan beberapa persiapan sudah dilakukan, termasuk membawa trashbag dan logistik selama pendakian.

"Untuk persiapannya kami membawa trashbag, kemudian membawa berbagai logistik dan pastinya persiapan fisik untuk pendakian," tuturnya.

Sementara untuk perizinan, pihaknya sudah melapor ke Raja Negeri Waai.

"Kami juga sudah bersuara ke bapak Raja Waai terkait dengan kegiatan pendakian sekaligus pembersihan," tutupnya. (*)