Info Daerah

Penjual Jagung Musiman Asal Ohoi Ngayub Penuhi Jalan Jenderal Soedirman

Pantauan Tribunambon.com, Senin (8/1/2024) sekira Pukul 17:00 Wit, pedagang melapak dengan bermodalkan karung sebagai alas dari jagung yang dijajakan.

Penulis: Megarivera Renyaan | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Megarivera Renyaan
Pedagang musiman jagung asal ohoi Ngayub mulai memenuhi kawasan jalan Jenderal Soedirman, Kelurahan Ohoijang, Malra, Senin (8/1/2024) 

Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan

AMBON,TRIBUNAMBON.COM - Pedagang jagung asal Ohoi (Desa) Ngayub, Kecamatan Manyeuw mulai menjamur di kawasan Jalan Jenderal Soedirman tepat depan Landmark Kota Langgur.

Pantauan Tribunambon.com, Senin (8/1/2024) sekira Pukul 17:00 Wit, pedagang melapak dengan bermodalkan karung sebagai alas dari jagung yang dijajakan. 

Mereka pun menawarkan dagangannya kepada pejalan kaki dan pengendara yang melintas.

Balubun, salah seorang pedagang mengaku ini hari pertama dia berjualan.

Jagungnya dijual satu ikat Rp 50 ribu, sedangkan satu tempat berisi enam potong jagung dihargai Rp 25 ribu.

"Kalau satu ikat dijual Rp 50 ribu, kalau satu tempat terdiri dari 6 buah jagung Rp 25 ribu," ucapnya.

Baca juga: Puluhan Alat Peraga Kampanye di Kecamatan Nusaniwe Langgar Aturan

Baca juga: Setelah Diberitakan TribunAmbon.com, Landmark Kota Langgur Akhirnya Diperbaiki

Dikatakan, dia dan pedagang lainnya hanya berjualan hanya saat panen tiba.

Dan baru satu minggu terakhir panen dari hasil tanam bulan Oktober.

"Kebanyakan panen serentak, ini pertiga bulan," jelasnya.

"Lumayanlah untuk menambah penghasilan, kami kan pedagang musiman kalau ada bahan berjualan kalau tidak ya di ohoi saja," tukasnya.

Lanjutnya, untuk keuntungan berkisar Rp 100 sampai Rp 150 ribu per hari.

Bukan hanya jagung yang dijajakan, ada pula mangga yang dibanderol Rp 20 ribu dan nangka Rp 35 ribu.

Lisa seorang pembeli yang merupakan ASN mengatakan, baik juga sih keberadaannya namun kalau bisa jangan mahal-mahal lah.

"Kalau bisa jangan mahal-mahal lah kan peredaran uang di Malra lagi lesu, setidaknya yang bisa dijangkau oleh kantong masyarakat," ujarnya sembari tersenyum. (*)

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved