BMKG Sebut Banyak Titik Sesar Gempa di Indonesia Termasuk Maluku Belum Terpetakan, Wajib Waspada!

Sejarah mencatat, tsunami pernah menerjang pesisir Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Sulawesi, juga Maluku sejak ratusan tahun lalu.

zoom-inlihat foto BMKG Sebut Banyak Titik Sesar Gempa di Indonesia Termasuk Maluku Belum Terpetakan, Wajib Waspada!
Tribun Ambon/disaster_channel
CINCIN API - Peta dan sesar gempa di Nusantara. Maluku termasuk sesar atau kawasan rawan gempa bumi di Indonesia.

TRIBUNAMBON. COM - Sejarah mencatat, gempa dan tsunami pernah menerjang pesisir Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Sulawesi, juga Maluku sejak ratusan tahun lalu.

Bencana alam seperti tsunami dan gempa besar merupakan fenomena dengan siklus berulang yang artinya ratusan tahun lalu pernah terjadi, beberapa tahun belakangan terjadi, dan di masa depan pasti akan terjadi lagi.

Oleh karena itu, para ahli kegempaan dan tsunami di Indonesia mengkaji potensi bencana dengan skenario terburuk, untuk membuat mawas diri dan bersiap.

Skenario terburuk di sini artinya, para ahli mencari kemungkinan paling maksimum dan paling berisiko bila suatu saat tsunami menerjang suatu daerah.

Lewat pemodelan potensi yang dibuat ahli tersebut, diharapkan semua elemen masyarakat mampu saling bekerja sama.

Mulai dari pejabat pemerintahan hingga tatanan RT setidaknya memiliki program tanggap bencana, agar bila sewaktu-waktu terjadi bencana alam, semua tahu apa yang harus dilakukan dan agar masyarakat yang tinggal di pesisir pantai bisa lebih waspada.

Terlebih saat ini, masih banyak titik sesar gempa yang belum terpetakan.

Akibarnya, banyak muncul gempa kejutan.

"Kita banyak dikejutkan oleh gempa-gempa yang bersumber dari sesar yang belum terpetakan. Ini menjadi tantangan kita bersama para ahli geologi, tektonik untuk memetakan seluruh gempa yang belum terpetakan," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di acara diskusi bertajuk Melawan Kesenjangan, Menata Ketangguhan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Masa Depan di kantor BMKG, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023).

Daryono menyebutkan catatan gempa yang terjadi di Ambon, Maluku, Sulawesi hingga terakhir di Cianjur 2022 lalu berasal dari sesar gempa yang belum terpetakan.

Ia juga menyebutkan gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, beberapa tahun silam telah memicu titik baru sesar gempa aktif di sekitarnya.

"Kita menyaksikan banyak gempa-gempa yang belum terpetakan diluar prediksi para ahli dan berdampak besar," sambungnya.

Kemudian dikatakannya bahwa BMKG terus mencatat pola-pola gempa untuk mengurangi dampak hadirnya korban jiwa.

"Setiap ada gempa kita kumpulkan dan pola-pola itu sudah ada bahwa daerah itu pernah ada terjadi gempa ada peningkatan kegempaan," tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved