Ambon Hari Ini

Marah dan Usir Wartawan, IJTI Maluku Sesalkan Sikap Dirut Panca Karya Rusdy Ambon

Menurutnya, dalam bertugas, wartawan dilindungi Undang-undang Pers nomor 40 tahun 1999. Sehingga dalam hal ini, perlunya kerjasama antara pi­hak ter

Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Adjeng Hatalea
Mesya
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengda Maluku, Imanuel Alfred Souhaly sesalkan sikap Direktur PD Panca Karya, Rusdy Ambon yang marah dan mengusir wartawan TribunAmbon.com, Rahmat Tutupoho saat melakukan upaya konfirmasi di kantornya. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengda Maluku, Imanuel Alfred Souhaly sesalkan sikap Direktur PD Panca Karya, Rusdy Ambon yang marah dan mengusir wartawan TribunAmbon.com, Rahmat Tutupoho saat melakukan upaya konfirmasi di kantornya.

Dikatakan, wartawan dalam menyajikan berita harus ada konfirmasi dari pihak berwenang.

Sehingga, sikap marah dan mengusir wartawan itu tidak dibenarkan.

“Saya menyesalkan sikap Direktur Panca Karya, Rusdy Ambon yang emosional. Seharusnya, ia mem­bantu wartawan dalam menya­jikan berita untuk masya­rakat,” kata Imanuel, Selasa (17/10/2023).

Menurutnya, dalam bertugas, wartawan dilindungi Undang-undang Pers nomor 40 tahun 1999.

Sehingga dalam hal ini, perlunya kerjasama antara pi­hak terkait dalam pe­muatan be­rita.

Berikut kronologi kejadian Direktur PD Panca Karya, Rusdy Ambon yang marah dan mengusir wartawan TribunAmbon.com, Rahmat Tutupoho saat melakukan upaya konfirmasi di kantornya.

Hari Jumat tanggal 13 Oktober 2023, sekitar pukul 14.00 WIT, Wartawan TribunAmbon.com atas Rahmat Tutupoho mendapat informasi terkait gaji ratusan karyawan di Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Panca Karya Maluku belum dibayarkan.

Yakni selama 8 bulan kerja, terhitung April hingga November 2020.

Kemudian, di hari yang sama sekitar pukul 14.07 hingga 15.21 WIT upaya konfirmasi melalui WhatsApp dilakukan terhadap Direktur Panca Karya, Rusdy Ambon, tapi tidak direspon.

Kemudian, sekitar pukul 21.06 hingga 22.40 WIT konfirmasi melalui WhatsApp juga dilakukan ke Mantan Mualim II (Juru Mudi) KMP Tatihu, Fuad Sanaky. Info itu dibenarkan.

Sejumlah data dan informasi mengenai hal tersebut disampaikan Fuad Sanaky kepada Rahmat Tutupoho. Untuk memenuhi unsur cover both side (keberimbangan), konfirmasi Direktur Panca Karya kembali ditempuh hari sabtu tanggal 14 oktober 2023 sekitar pukul 16.07 WIT.

Lagi-lagi tidak direspon.

Baca juga: Janji Manis Rusdy Ambon, Gaji Karyawan PD Panca Karya Belum Juga Dibayar

Hari senin tanggal 16 Oktober pukul 10.13 WIT, konfirmasi dilakukan kembali melalui WhatsApp. Hasilnya masih sama, tidak direspon. Untuk itu, konfirmasi melalui panggilan WhatsApp pukul 10.14 tapi ditolak.

Pukul 10.15 WIT, Direktur Panca Karya mengirim pesan yang berisi “Hubungi Bagian Umum, Ibu Venty Persulessy”.

Pukul 12.05 WIT, Ibu Venty Persulessy menelpon Rahmat Tutupoho dan mengatakan Pak Direktur siap bertemu pukul 15.00 WIT.

Pukul 14.34 WIT, Rahmat Tutupoho tiba di Kantor Panca Karya. Tapi, Ibu Venty mengatakan karena janjinya ketemu jam 3, maka diminta menunggu. Sempat keluar sebentar, pukul 15.00 WIT Rahmat kembali ke kantor Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu.

Sesampainya, petugas langsung meminta KTP dan memeriksa Id-Card. Setelah ditunjukkan, tak berselang lama langsung diminta bertemu di lantai II.

Sementara di ruangan itu, Direktur dan seluruh unsur pimpinan sudah dikumpulkan.

Baru selesai salam jabat dan duduk sebentar, Rusdy Ambon langsung marah-marah.

Emosi itu dilampiaskan lantaran dirinya menduga Rahmat Tutupoho sudah merecord atau merekam. Padahal belum merekam.

Dilanjutkan dengan kata-kata “kamong ini nanti tulis takaruang, jang rekam dolo”.

Wartawan TribunAmbon.com itu membalas belum ada rekam dan menulis berita.

"Saya datang berniat baik untuk konfirmasi. Tadi hanya melihat handphone.

Kemudian seorang unsur pimpinan meminta Rahmat menaruh hp dan mendengar penjelasan dari Direktur.

Tapi disambut lagi oleh Direktur, "barang ose sapa, kaluar sana".

Sementara lainnya hanya diam dan tidak ada upaya melerai atau meminta Direktur menahan emosinya.

Selepas itu, Rahmat langsung keluar.

Sesampai di lantai bawah, petugas bertanya "sudah selesai ya? Cepat eee".

Rahmat menjawab, "Direktur lagi marah-marah".

Kemudian pergi meninggalkan kantor Panca Karya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved