Anak Dewan Aniaya Remaja
Akademisi IAIN Menilai Ketua DPRD Ambon Gagal Tanamkan Nilai Kehidupan Tuk Anaknya
Menurutnya, kejadian pemukulan berujung tewasnya seorang pelajar seharusnya tidak terjadi, jika saja nilai sosial tertanam dengan baik.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Abdul Manaf Tubaka menilai Ketua DPRD Ambon, Elly Toisuta gagal menanamkan nilai-nilai kehidupan sosial ke anaknya.
Menurut pengajar Sosiologi Agama itu, kejadian penganiayaan berujung tewasnya seorang pelajar seharusnya tidak terjadi, jika saja nilai sosial tertanam dengan baik.
Dijelaskan, lingkungan sosial menjadi faktor eksternal yang cukup kuat mempengaruhi perilaku hingga karakter anak.
Namun, keluarga sebagai benteng sekaligus ruang pendidikan tentu menjadi sangat penting.
Kurangnya intensitas di lingkungan keluarga akan memperparah kondisi anak.
"Nah kasus seperti ini menandakan bahwa ada yang salah di dalam lingkungan sosial kita, tetapi juga pondasi keluarga dimana intensitas orangtua dan anak. Apalagi ini anak pejabat, bisa jadi ada kerenggangan di dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan sosial," jelasnya kepada TribunAmbon.com, Senin (7/8/2023).
Baca juga: Terkait Kelakuan Anaknya, Ketua DPRD Ambon Elly Toisuta Akui akan Instropeksi Diri
Baca juga: Elly Toisuta Sudah Minta Maaf ke Keluarga Korban yang Dianiaya Anaknya: Serahkan Diproses Hukum
Tubaka berharap peristiwa ini menjadi evaluasi dan pelajaran bersama.
Sehingga aksi kekerasan seperti itu tidak lagi terulang.
Dirinya pun meminta agar semua elemen dapat mengawal proses hukum tanpa tindakan bullying terhadap pelaku maupun keluarga pelaku.
"Tetapi juga kita berharap ini menjadi evaluasi bersama, pelajaran bersama sehingga kemudian hari tidak boleh terulang dan harus ada kesadaran tentang lingkungan yang aman bagi semua orang. Tidak boleh semua hal dilawan dengan tindakan-tindakan yang kontraproduktif yang akhirnya juga menjadi bullying terhadap pelaku atau keluarga pelaku," tutupnya.
Seperti diberitakan, anak keduanya berinisial AT (25) menganiaya RRS (18) hingga tewas gegara tak menegurnya saat masuk kompleks.
Korban dipukuli di bagian kepala, kemudian tidak sadarkan diri.
Korban pun menghembuskan nafas terakhir tidak berapa lama setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Peristiwa penganiayaan itu terjadi di kawasan Talake Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Minggu (30/7/2023) sekitar pukul 21.00 WIT. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.