HIV AIDS di Ambon
Tembus 140 Kasus Baru, Ibu Hamil di Ambon Sekarang Wajib Tes HIV/AIDS
Hal itu diterapkan menyusul adanya peningkatan angka kasus baru HIV/AIDS di Kota Ambon yang saat ini tembus 140 kasus.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon kini mewajibkan seluruh ibu hamil untuk menjalani tes Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Hal itu diterapkan menyusul adanya peningkatan angka kasus baru HIV/AIDS di Kota Ambon yang saat ini tembus 140 kasus.
“Jadi untuk ibu hamil sekarang di seluruh Indonesia termasuk Kota Ambon wajib ikut tes HIV/AIDS,” kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ambon, Rems Tale, Jumat (16/6/2023).
Dijelaskan, salah satu cara penyebaran HIV/AIDS bisa melalui ibu hamil ke bayi.
Baik dalam proses mengandung, persalinan, maupun menyusui.
Baca juga: Temuan 140 Kasus Baru HIV/AIDS di Ambon, Ini Lokasinya
Dengan potensi penularan HIV/AIDS yang cukup tinggi, sehingga harus dilakukan deteksi sejak dini.
“Itu standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda),” ungkapnya.
Diberitakan, 140 kasus baru HIV/AIDS di Kota Ambon terdeteksi di 22 lokasi berbeda.
Diantaranya, 3 kasus di kawasan Air Salobar, 23 kasus di Waihaong, 3 kasus di Belakang Soya, 3 kasus di Puskesmas Christina Martha Tiahahu, 5 kasus di Nania, dan 3 kasus di Hative Kecil.
Kemudian, 3 kasus di Karang Panjang, 6 kasus di Arbes, 2 kasus di Rumah Sakit Bhayangkara, 13 kasus di RSUD Haulussy, 2 kasus di RS Al-Fatah, 13 kasus di RS Siloam, 9 kasus di Balai Kesehatan Paru Masyarakat, 26 kasus di Klinik Cindela, dan 9 kasus di RS Leimena.
Selain itu, untuk kawasan Rijali, Kilang, Lateri, Passo, Poka, Benteng, dan Halong masing-masing 1 kasus.
Diketahui, HIV menyebabkan AIDS dan mengganggu kemampuan tubuh melawan infeksi.
Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air mani, atau cairan vagina.
Cara penyebarannya pun bisa melalui produk darah (jarum yang tidak steril atau darah yang tidak disaring).
Selain itu, melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa alat pengaman.
Dan dari ibu ke bayi dalam proses mengandung, persalinan, atau menyusui.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.