Breaking News

Hari Pattimura 2023

Prosesi Pembuatan Api Pattimura dan Maknanya pada Perayaan Hari Pattimura ke 206

Pada perayaan Hari Pattimura ke 206, pembuatan Api Pattimura kembali digelar di Puncak Gunung Saniri, Negeri Tuhaha, Kecamatan Saparua

Penulis: Tanita Pattiasina | Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbom.com / Tanita Pattiasina
Rombongan adat Negeri Tuhaha berkumpul di Rumah Tua Aipassa untuk bersiap ke Gunung Saniri, Minggu (14/5/2023) 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Tanita Pattiasina

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Pembuatan api Pattimura jadi salah satu prosesi penting dalam perayaan Hari Pattimura yang jatuh pada 15 Mei.

Api Pattimura akan disulutkan ke Obor Pattimura yang selanjutnya dibawa keliling Pulau Saparua dan membakar Obor Induk di Lapangan Saparua.

Pada perayaan Hari Pattimura ke 206, pembuatan Api Pattimura kembali digelar di Puncak Gunung Saniri, Negeri Tuhaha, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

Setelah beberapa tahun digelar di Lapangan Saparua akibat pandemi Covid-19.

Gunung Saniri, dulunya merupakan tempat musyawarah besar para pejuang dan tokoh-tokoh di Maluku, untuk mengatur strategi melawan penjajah.

Karena berada di ketinggian 250 meter dari permukaan laut, para Kapitan memantau pergerakan penjajah yang berada di Benteng Duurstede dari puncak Gunung Saniri.

Sakralnya, Api Pattimura tidak boleh dibuat warga dari Negeri lain di Maluku, hanya boleh dari Negeri Tuhaha.

Hal itu berdasarkan catatan sejarah dan adat istiadat yang telah diteruskan turun temurun sejak dahulu.

Prosesi pembuatan Api Pattimura atau disebut Iris Unar dilakukan sehari sebelum perayaan Hari Pahlawan Nasional asal Maluku itu.

Tepat di tanggal para tokoh dan pejuang Maluku sepakat mengangkat Thomas Matulessy sebagai panglima perang, 14 Mei 1817.

Sekaligus memberinya gelar Kapitan Pattimura, untuk melawan penjajahan Kolonial Belanda saat itu.

Salah satu tua adat di Negeri Tuhaha, Jemianus Pollatu mengatakan sebelum iris unar, warga Tuhaha akan berkumpul di Rumah Tua Aipassa.

Pemanggilan anak-anak adat menggunakan tiupan tahuri dan tabuhan tifa.

Anak-anak adat akan datang mengenakan pakaian berwarna merah dan hitam, serta lenso berang.

Raja Negeri Tuhaha, Yance Sasabone yang juga Ketua Latupati Maluku Tengah
Raja Negeri Tuhaha, Yance Sasabone yang juga Ketua Latupati Maluku Tengah (TribunAmbom.com / Tanita Pattiasina)

Begitupun warga yang ingin menyaksikan prosesi iris unar.

Tak lupa parang, salawaku, ataupun tombak untuk cakalele.

Di Rumah Tua Aipassa, persiapan akan dilakukan.

"Ini kami rombongan adat Negeri Tuhan untuk prosesi iris Unar Biasa awal-awalnya sebelum tanggal 14 katong bakumpul di rumah tua Aipassa, untuk mengatur segala sesuatu persiapan for iris unar di gunung Saniri. Samua itu su selesai, prosesinya mulai katong keluar dari Rumah Tua Aipassa, tanggal 14 jam 2 siang menuju Simalua Beinusa atau Baileo Negeri Tuhaha," kata Polatu kepada TribunAmbon.com.

Selanjutnya, rombongan adat akan berarak-arakan menuju ke Simaluwa atau Baileo Negeri Tuhaha.

Di tengah-tengah Baileo, tempat Raja dan Tua Adat berdiri diletakan sirih pinang.

Untuk perayaan Hari Pattimura ke 206, terpantau, Raja Negeri Tuhaha, Yance Sasabone didampingi Pemangku adat, Kapolsek Saparua, pela dan lainnya.

Di Baileo, Raja Negeri Tuhaha dan Kapolsek akan memberi arahan kepada rombongan adat.

Selanjutnya rombongan adat akan bergerak menuju Gunung Saniri menumpangi kendaraan roda 4.

"Katong dari situ aba-aba persiapan supaya anak-anak semua itu dengar-dengaran, baru katong semua naik mobil," tambahnya.

Prosesi Pembuatan Api atau Iris Unar

Setelah tiba di puncak Gunung Saniri, rombongan adat akan bercakalele mengeliling tempat musyawarah terlebih dahulu.

Setelah itu, Pemangku adat akan masuk dibagian tengah, tempat iris unar.

Rombongan adat akan berdiri berkeliling sembari menunggu api dibuat dan disulut ke Obor Pattimura.

Selanjutnya, berbagai perlengkapan digelar di tanah dengan beralaskan selembar kain berwarna merah yang melambangkan keberanian.

Persiapan iris unar di puncak Gunung Saniri, Minggu (14/5/2023)
Persiapan iris unar di puncak Gunung Saniri, Minggu (14/5/2023) (TribunAmbom.com / Tanita Pattiasina)

Kemudian dilakukan doa menurut ajaran Islam dan Kristen untuk meminta pertolongan sang pencipta, barulah dilakukan upacara adat.

Kepala adat, Aipassa kemudian akan berbicara dengan bahasa adat.

Usai berbicara, tahuri (kulit bia) akan ditiupkan oleh keturunan bermarga Tehusyarana, yang keturunan Marinyo atau Raja.

Sementara tifa dipukul oleh Keturunan Raja bermarga Loupatty.

Tehusyarana akan meniup tahuri sebanyak 9 kali.

Pada tiupan terakhir, seluruh peniup tahuri yang lain juga akan serempak meniup tahuri.

Selanjutnya api dibuat.

Prosesi penyalaan api secara tradisional dengan menggesekan bambu yang telah disiapkan sebelumnya.

Baca juga: Hari Pattimura ke 206, Negeri di Saparua Lari Obor Mulai dari Gunung Saniri

Di bawah sebilah bambu ditaruh parung mayang untuk mempercepat api menyala.

"Bambunya kan sudah disiapkan. Istilahnya bahasanya iris unar. Unar itu bambu sendiri, pakai Parung mayang. Mayang ini dia punya kikisan parung itu untuk mempercepat terjadinya api. Jadi gesekan bambu panas dia turun kena Parung itu dia akan menyala jadi api Unar Tuhaha," jelas Pollatu.

Prosesi menggesek dua bilah bambu itu membutuhkan waktu sekitar 15 menit hingga menghasilkan titik api.

Api kemudian disulut ke Obor Pattimuda yang dipegang Ketua Adat, Aipassa.

Saat titik api muncul, secara serentak seluruh peserta upacara histeris dan bergembira dan menari cakalele.

"Tifaaa," teriak salah seorang anak adat.

Suansa heroisme dan sakral sangat terasa.

Ada 3 obor yang dinyalakan.

Obor Pattimura yang telah menyala selanjutnya diserahkan ke Raja Negeri Tuhaha, Yance Sasabone yang juga merupakan Ketua Latupati Maluku Tengah.

Serta dua orang lainnya yang dipilih.

Pada Perayaan Hari Pattimura ke 206, Obor Pattimura awalnya juga dipegang oleh Jeffry Apoly Rahawarin, dan Kapolsek Saparua.

Masih di Gunung Saniri, obor Pattimura selanjutnya diserahkan ke Neger Kulur, yang diwakilkan Raja Negeri Kulur.

Obor selanjutnya akan diarak ke Negeri-negeri lain di Pulau Saparua.

"Jatah tahun ini yaitu Raja Kulur bawa obor tapi apinya tetap dari negeri Beinusa Amalatu. Jadi selesai, Tuan Tanah Aipassa kasih obor ke Raja Negeri Tuhaha karena beliau adalah Ketua Latupatti Maluku Tengah. Kemudian langsung kasi obor ke Raja Kulur," jelasnya.

Estafet Obor Pattimura

Setelah Obor dipegang Raja Negeri Kulur, kemudian akan diarak ke Negeri lainnya.

Dengan urutan, Saparua, Tiouw, Porto, Haria dan kembali ke Pantai Waisisil, Tiouw.

Tepat ditanggal 15 Mei, obor dibawa ke Lapangan Saparua.

Obor Pattimura menyala di Gunung Saniri Negeri Tuhaha, dalam prosesi jelang perayaan Hari Pattimura, Minggu (14/5/2023)
Obor Pattimura menyala di Gunung Saniri Negeri Tuhaha, dalam prosesi jelang perayaan Hari Pattimura, Minggu (14/5/2023) (Tanita)

Arak-arakan obor Pattimura diiringi cakele rombongan adat. Serta tabuhan tifa dan tiupan tahuri.

Dari Raja Kulur, obor kemudian diserahkan ke Negeri Saparua, di Baileo, yang diwakilkan Ketua Saniri Negeri Saparua.

Dari Saparua, akan diserahkan ke Tiouw, Tiouw menyerahkan ke Porto.

Negeri Porto selanjutnya akan menyerahkan obor ke Negeri Haria.

Prosesi ini biasanya selesai sampai tengah malam.

Di Negeri Haria, Kecamatan Saparua, juga memiliki prosesi tersendiri.

Obor Pattimura akan dibawa ke Rumah Matulessy dan kemudian ke Baileo Negeri.

Selesai prosesi di Haria, obor akan dibawa ke Tiouw, yakni bermalam di Pantai Waisisil.

"Lalu kita arak-arakan dari Gunung Saniri menuju Saparua. Di Saparua, tuan tanah Tuhaha opor ke Ketua Saniri Saparua, langsung api obor lari porto, Haria, lalu bermalam di Pantai Waisisil Tiouw," jelasnya.

Selanjutnya pada 15 Mei, tepat pukul 09.00 WIT, obor Pattimura Kan diserahkan dari Tiouw kembali ke Saparua.

Saparua menerima obor di depan Polsek Saparua, diiringi cakalele dari Negeri Tuhaha.

Saparua kemudian menyerahkan ke Ketua Latupati di Lapangan Saparua.

Ketua Latupatti akan menyerahkan ke Latupati Upacara Perayaan, Mat Marasabessy.

Selanjutnya, Latupati Upacara akan menyalakan obor Induk Pattimura.

Ketika Obor Induk Pattimura menyala, menandakan upacara Hari Pattimura dimulai.

"Pagi jam 9, api obor itu dari Tiouw ke Raja Saparua itu dijemput oleh Ketua Saniri Saparua lalu kita ke arak-arakan masuk ke lapangan upacara untuk bakar obor induk dan ikut upacara agar sama. Selesai itu kita makan patita bersama bersama seperti sekarang ini," tandasnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved