Tradisi Pukul Sapu

Begini Asal Mula Adanya Minyak Mamala Hingga Berujung Tradisi Pukul Sapu Lidi

Minyak mamala atau minyak tasala (Nyuelain Matehu) terkenal ampuh untuk mengobati luka sabetan usai tradisi Pukul Sapu Lidi.

|
Mesya
Imam Tuni, Saidi Idris Mony tengah memegang minyak mamala, Jumat (28/4/2023) malam. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Minyak mamala atau warga setempat biasa menyebutnya dengan minyak tasala (Nyuelain Matehu) terkenal ampuh untuk mengobati luka sabetan usai mengikuti tradisi Pukul Sapu Lidi.

Minyak asal Negeri Mamala, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) itu tak hanya untuk mengobati luka sabetan, namun juga dipercayai bisa mengatasi sakit tulang, kulit, dan saraf.

Imam Tuni (Pemuka agama/adat), Saidi Idris Mony mengungkapkan awal mula adanya minyak mamala itu.

Ia mengisahkan, sekitar tahun 1600-an, penduduk Mamala yang awalnya tinggal di gunung memilih turun dan membuat perkampungan di pesisir.

Agar bisa beribadah, warga memutuskan untuk membuat masjid di tengah-tengah perkampungan.

Sepakatlah warga untuk mengambil tiang kayu di tengah hutan.

Hanya saja, dari beberapa kayu yang diambil, satu diantaranya patah karena proses diturunkan ke kampung dengan cara ditarik.

Baca juga: Melihat Proses Pembuatan Minyak Mamala yang Dioles tuk Luka Sabetan Usai Sapu Lidi

Warga bingung untuk mencari pengganti tiang tersebut sehingga kayu yang patah diletakkan begitu saja dan warga melanjutkan perjalanan pulang.

Sesampainya di kampung, Imam Tuni kemudian bermunajat dan meminta petunjuk Allah SWT.

Suatu malam, Imam Tuni bermimpi diperintahkan membacakan salah satu doa dalam ayat Al-quran ke minyak kelapa masak.

Setelah itu, minyak yang sudah didoakan dioleskan ke bagian letak kayu yang patah dan dibungkus dengan kain putih.

Mimpi tersebut kemudian diceritakan ke Upu Latu Liu (Raja) dan Patti Tiang Besi (Tukang Besar).

Mereka akhirnya bersepakat untuk mengikuti apa yang tergambar dalam mimpi Imam Tuni.

Ternyata, doa Imam Tuni mujarab. Kayu yang awalnya patah, tersambung seperti semula.

Dari kejadian ini, Raja memerintahkan untuk satu dua pasangan lelaki saling pukul menggunakan sapu lidi.

Tujuannya, untuk melihat khasiat dari minyak doa Imam Tuni, apakah mampu mengobati jika dioleskan pada luka sabetan sapu lidi di badan manusia atau tidak.

"Dan itu berhasil. Luka sabetan lidi membaik dalam waktu cepat setelah dioles Nyuelain Matehu atau minyak tasala," kata Saidi kepada wartawan, Jumat (28/4/2023) malam.

Idris Mony mengaku, yang bisa membuat minyak tasala hanyalah dari keturunan Imam Tuni bermarga Mony.

Ditambahkan, kehadiran minyak mamala ini lah yang kemudian menjadi awal mul lahirnya tradisi Pukul Sapu Lidi (Ukuwala Mahiate) di Negeri Mamala.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved