Tradisi Pukul Sapu
Melihat Proses Pembuatan Minyak Mamala, yang Dioles tuk Luka Sabetan Usai Atraksi Sapu Lidi
Pembuatan minyak mamala atau warga setempat biasa menyebutnya dengan minyak tasala (Nyuelain Matehu) itu harus melewati beberapa tahap.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Salama Picalouhata
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Imam Tuni (Pemuka agama/adat) bersama para tetua adat lainnya di Negeri Mamala, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) datangi rumah raja untuk mengikuti prosesi pembuatan minyak mamala.
Imam Tuni, Saidi Idris Mony menjelaskan, pembuatan minyak mamala atau warga setempat biasa menyebutnya dengan minyak tasala (Nyuelain Matehu) itu harus melewati beberapa tahap.
Pertama, minyak dimaksud harus menggunakan minyak kelapa yang telah dimasak lebih dulu.
Setelah itu, beberapa tetua adat yang didalamnya termasuk Patti Tiang Besi (tukang besar), Imam Tuni (pemuka agama/adat), dan sejumlah tukang masjid Al-Muhibbin Mamala lainnya harus ke rumah Raja Negeri Mamala meminta izin atas pembuatan minyak dimaksud.
Di ruang utama rumah raja nantinya, sudah diletakkan sebuah kendi dibungkus kain putih lengkap dengan gayung tuanya.
Tinggi kendi sekira lutut orang dewasa yang berisi minyak kelapa yang baru dimasak itu.
“Jadi yang dibawa memang harus minyak kelapa yang sudah dimasak,” kata Saidi Idris Mony kepada wartawan, Jumat (28/4/2023) malam.

Lanjutnya, dirinya yang bergelar sebagai Imam Tuni lah yang nantinya duduk tepat di depan kendi karena yang paling berperan penting.
Disitu, ia kemudian memasukan gayung ke dalam kendi, menggerakan tangan beberapa kali sambil membacakan doa atau ayat-ayat Al-quran lalu ditiupkan ke dalam kendi.
“Jadi prosesi adat dalam pembuatan minyak tasala (Nyuelain Matehu). Prosesi ini yang selalu ditunggu-tunggu warga Mamala. Sebab, minyak inilah yang kemudian menjadi awal mula lahirnya tradisi pukul sapu (Ukuwala Mahiate) di Mamala,” tandasnya.
Diketahui, acara pukul sapu lidi di Negeri Mamala, Kecamatan Leihitu, Malteng, akan digelar pada Sabtu (29/4/2023) sore nanti.
Tradisi ini juga telah masuk agenda Pariwisata Provinsi Maluku.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.