Pelatihan

Rumah Belajar Komunitas Pulau Buru, Pejuang Literasi Sampai Mati

Berlokasi di Desa Lamahang, Kecamatan Waplau, Rumah Belajar Komunitas Pulau Buru diinisiasikan pada 2014 oleh seorang pemuda Desa, La Ode Alimin alias

Penulis: Fajrin S Salasiwa | Editor: Adjeng Hatalea
Istimewa
MALUKU: Rumah Baca Komunitas Penggerak Literasi Pulau Buru 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Fajrin S Salasiwa

NAMLEA,TRIBUNAMBON.COM - Rumah Belajar Komunitas Pulau Buru merupakan sebuah ruang, wadah bagi anak-anak Pulau Buru agar mendapatkan literasi di luar lingkungan sekolah.

Berlokasi di Desa Lamahang, Kecamatan Waplau, Rumah Belajar Komunitas Pulau Buru diinisiasikan pada 2014 oleh seorang pemuda Desa, La Ode Alimin alias Abang Guru (28), berasal dari keresahannya terhadap situasi pendidikan dikampung halamannya, merangkul anak-anak dalam sebuah wadah literasi yang tidak membosankan.

Dengan sebuah prinsip sederhana namun kuat, belajar sambil bermain, berliterasi sampai mati.

“Dengan sebuah prinsip sederhana,belajar sambil bermain,berliterasi sampai mati, saya berusaha mendidik anak-anak di desa saya agar tertarik dengan belajar,” jelas Alimin.

Dia tak ingin, situasi belajar dan memperkaya literasi hanya bisa dirasakan di lingkungan sekolah saja, melainkan kebiasaan itu bisa dibangun melalui aktivitas di luar sekolah, seperti lingkungan bermain.

Dengan kondisi yang kekurangan buku, Ia ke Kota Namlea untuk membeli berbagai buku dengan uang pribadinya.

“Inisiatif saya pribadi membeli berbagai buku bacaan SD dan SMP dan juga buku cerita rakyat di Namlea,karena melihat rasa ingin tahu anak-anak yang tinggi,” tuturnya.

Bahkan, di awal-awal pendiriannya saja sudah lebih dari 40 anak yang ikut belajar, dengan keterbatasan bangunan tidak menyurutkan motivasi mereka.

“Kami belajar di bawah pohon depan rumah saya di kampung, karena kondisi tidak memiliki bangunan untuk ruang belajar” lanjut Alimin.

Kini sudah hampir delapan tahun lebih Rumah Belajar Komunitas Pulau Buru berdiri.

Kerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pun sudah dilakukan, berbagai donatur buku datang hampir dari seluruh indonesia.

Donatur tetap tiap tahunnya ialah Najwa Shihab dan Kang Maman Suherman.

Baca juga: Rumah Belajar dari Tentara untuk Warga Pedesaan di Desa Ohoi Ur Pulau, Kei Kecil, Maluku Tenggara

“Kami bekerjasama dengan teman-teman dari Kemendikbud,juga hampir tiap tahunnya tidak kekurangan buku bacaan karena donatur setia kami itu Kang Maman Suherman dan Najwa Shihab selalu mendonasikan buku-buku bacaan kesini,” terangnya.

Memiliki sekitar 50 relawan sukarela yang militan menjalankan berbagai Program seperti Literasi Naik Gunung, Literasi Masuk Kampung dan Literasi Masuk Sekolah.

Berbagai program tersebut ialah upaya yang dilakukan untuk mencerdaskan anak Pulau Buru hingga daerah pedalaman.

Meski begitu, Alimin mengungkapkan masih membutuhkan bantuan untuk pembangunan ruangan belajar dan penyimpanan buku-buku.

“Alhamdulillah kami sedang berusaha membangun rumah baca untuk ruang belajar anak-anak dan penyimpanan buku yang ribuan jumlahnya, sudah 40 persen namun terhenti karena masih ada kendala dana, sudah sering bertemu dengan Pemerintah Kabupaten Buru untuk menyampaikan keluhan dan aspirasi kami namun hasilnya nihil” ungkapnya.

Harapannya agar Pemerintah Daerah memberikan bantuan yang konkrit terhadap upaya mencerdaskan masyarakat Pulau Buru lewat budaya literasi.

“Kami terus terang agak kecewa dengan pemerintah karena hanya memberikan apresiasi lewat lisan namun tidak ada upaya konkrit, tindakan nyata malah sering datang dari masyarakat luar daerah bahkan dari pusat oleh Kementrian Pendidikan,” tutupnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved