Udara Ahuru Tercemar
Margaretha Siahay Ingatkan PT. Jaya Konstruksi Tak Lagi Abai Masalah Pencemaran Udara di Ahuru
Dijelaskan, komisi III sudah beberapa kali on the spot ke lokasi pengerjaan bendungan dan sudah mengingatkan soal pencemaran tersebut.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Komisi III DPRD Kota Ambon mengingatkan pihak PT. Jaya Konstruksi tidak abai dengan masalah pencemaran udara di kawasan Ahuru, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
"Kami ingatkan lagi kepada pihak perusahaan agar sisa material yang jatuh di rus jalan harus dibersihkan sehingga tidak menjadi masalah untuk warga sekitar," kata Ketua Komisi III DPRD Kota Ambon, Margaretha Siahay kepada wartawan, Senin (20/2/2023).
Dijelaskan, komisi III sudah beberapa kali on the spot ke lokasi pengerjaan bendungan dan sudah mengingatkan soal pencemaran tersebut.
"Hanya polusi udara. Dan setiap pengerjaan, pasti saja menghasilkan debu. Tapi kami sudah ingatkan agar masalah polusi itu diperhatikan," jelasnya.
Lanjut Siahay, pengerjaan bendungan sama halnya dengan pengerjaan Jembatan Merah Putih (JMP) beberapa tahun lalu.
Artinya, pengerjaan itu kerap meninggalkan debu yang banyak.
Baca juga: Cemari Udara, Ini Catatan DLHP tuk PT Jaya Konstruksi
Baca juga: DPRD Maluku Tengah Segera Tindak Lanjuti Surat PAW Aleg PAN, Kusud Tehuayo
Namun, itu hanya bersifat sementara dan setelah itu pasti akan dibersihkan.
"Bendungan itu juga kan untuk kepentingan bersama. Jadi, ya kita bersabar saja," tukasnya.
Diberitakan, warga Ahuru Kota Ambon keluhkan pencemaran udara serta kebisingan dampak aktifitas produksi beton (Batching Plant) milik PT. Jaya Kontruksi.
“Lihat rumah saya, penuh debu. Itu beberapa warga di sekitar juga sudah memilih pindah,” keluh salah seorang warga, Mansur kepada Tribun Ambon.com, Selasa (14/2/2023).
Dia pun menyesalkan sikap perusahaan karena dinilai tidak peduli dengan keluhan warga, apalagi pencemaran sudah terjadi lebih dari satu tahun semenjak aktivitas Batching Plant.
Warga lainnya, Julkifli Rumpot juga mengeluhkan hal serupa.
Karena debu, dia terpaksa menutup semua perabotan rumah dengan plastik transparan.
Selain rumah, Kesehatan dua anaknya juga mulai terganggu.
“Sering sakit, flu dan batuk,” ungkapnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.