Lembur Karyawan J&T

Tuhepaly Bongkar Kejahatan Manajemen J&T Express Ambon di DPRD

Salah satu karyawan J&T Ekspress Ambon, Kurnia Yahya Tuhepaly melaporkan kejahatan di perusahaan yang bergerak di jasa ekspedisi itu ke DPRD.

Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbon.com / Mesya Marasabessy
AMBON: Salah satu karyawan J&T Ekspress Ambon, Kurnia Yahya Tuhepaly melaporkan kejahatan manajemen J&T Ekspress di DPRD Ambon, Rabu (18/1/2023). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Salah satu karyawan J&T Ekspress Ambon, Kurnia Yahya Tuhepaly melaporkan kejahatan di perusahaan yang bergerak di jasa ekspedisi itu ke DPRD.

Menurutnya, banyak kebijakan manajemen J&T Ekspress Ambon yang dinilai tidak memanusiakan para pekerjanya.

Misalnya, pihak perusahaan menerapkan untuk karyawan yang terlambat lebih dari 1 menit, akan dipotong gaji sebesar Rp 50 ribu.

Sementara, upah lembur yang harusnya diberikan kepada setiap karyawan yang lembur, tidak pernah diberikan sama sekali.

"Saya tidak mempersoalkan gaji kita dipotong Rp 50 ribu jika terlambat 1 menit. Itu konsekuensi kita bekerja di J&T. Tapi paling tidak, upah lembur kita juga harus diberikan, karena perusahaan juga mengatur soal upah lembur," kata Tuhepaly kepada wartawan di Gedung DPRD Ambon, Rabu (18/1/2023).

Lanjutnya, waktu kerja karyawan J&T dimulai sejak pukul 07.00 WIT dan pulang pada pukul 15.00 WIT.

Namun, sejumlah karyawan kerap lembur bahkan sampai pukul 23.00 WIT.

Baca juga: Diduga Intimidasi dan Tak Bayar Gaji Karyawan, J&T Ambon Digugat

"Kalau kita tanya uang lembur kita bagaimana, koordinator selalu jawab ke kita jangan mata gobang atau mata uang," jelasnya.

Ditambahkan, ada sejumlah karyawan yang per bulan digaji Rp 2,6 juta atau bahkan sampai Rp. 4 juta lebih, tapi dipotong gajinya sampai hanya menerima Rp 50 sampai Rp 100 ribu per bulan.

"Denda juga tidak tahu denda apa, sebab kita tak lihat fisiknya. Nah, saya harap DPRD Ambon melalui Komisi I bisa memanggil pihak J&T Ekspress Ambon untuk menanyakannya," harapnya.

Tuhepaly yang telah berkerja selama setahun lebih itu menambahkan, karyawan yang lain juga mengeluhkan hal ini, hanya saja tidak berani untuk membuka mulut.

"Mereka diancam dengan pemutusan kontrak kerja makanya karyawan takut buka mulut. Yang pasti, manajemen di PT J&T Ekspress Ambon sangat hancur," tukasnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved