Maluku Terkini
Ebes Jusuf: Pengamen Paling Senior di Jakarta yang Rindu Menggedong Cicit di Pulau Seram
Bermodal suara merdu dan kepandaian menyanyi, Ebes Jusuf pun jadi legenda pengamen di Jl Sabang, Kebon Sirih, DKI Jakarta.
Transmigrasi Gelombang III berjumlah 50 KK.
Angkatan Pertama tiba tanggal 22 Januari 1971 berjumlah 38 KK, Gelombang III Angkatan II tanggal, 4 April 1971 berjumlah 12 KK, dan Transmigrasi Gelombang IV tanggal 2 Oktober 1972 berjumlah 100 KK.
Kini Kairatu, termasuk Desa Waimital, masuk desa wisata agro andalan Maluku.
Desa ini terletak sebelah barat dari wilayah Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku. Desa Waimital ada sejak tahun 1954, dari program transimigrasi umum era Orde Baru, jaman Soekarno.
Kedatangan transmigrasi di Waimital, sekitar 1.3 jam perjalanan laut dari Kota Ambon, terdiri beberapa Gelombang yakni Gelombang I tanggal 1 Oktober 1954 berjumlah 230 KK, Transmigrasi Gelombang II tanggal 15 Juli 1955 berjumlah 105 KK.
Desa Waimital terkenal juga dengan sebutan Gemba yaitu nama lapangan terbang pesawat tempur bangsa Jepang.
Desa Waimital terdiri dari empat dusun yaitu meliputi Dusun Tirtomulyo; yang terdiri dari 1 RW dan 5 RT, Dusun Sidodadi ; terdiri dari 1 RW dan 4 RT, Dusun Waimital ; terdiri dari 1 RW dan 6 RT dan Dusun Srimulyo; terdiri 1 RW dan 7 RT.
Desa serupa, kini jadi Kecamatan Wonomulyo, juga didirikan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Presiden Soekarno awalnya punya ambisi besar dalam program ini. Seperti dijelaskan Rohani Budi Prihatin dalam tulisannya "Revitalisasi Program Transmigrasi" yang dimuat Jurnal Aspirasi (2013) pada tahun 1947, Sukarno punya target untuk memindahkan 31 juta orang dalam jangka waktu 35 tahun.
Pada tahun 1951 target itu ditambahkan jadi 49 juta orang. Namun karena politik dan ekonomi saat itu tengah gonjang-ganjing, maka program transmigrasi "saat itu tidak memungkinkan," tulis Rohani.
Kegagalan program transmigrasi pada tahun 1950-an ini akhirnya menyadarkan pemerintah untuk membuat target yang lebih realistis. Pada tahun 1961-1969, pemerintah hanya menetapkan target 1,56 juta orang.
Pada kenyataannya, target itupun tidak terpenuhi karena total jumlah transmigran pada kurun waktu tersebut hanya 174.000 orang. Masih menurut Rohani, pencapaian tersebut bisa dibilang gagal. "Jika diukur dengan parameter kuantitatif, maka program transmigrasi antara tahun 1950-1960-an dapat dikategorikan gagal," sebutnya.
看看
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.