20 Satwa Endemik Maluku Dilepasliarkan di Hutan Pulau Seram

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku melepasliarkan 20 satwa liar ke habitat aslinya di Pulau Seram, Maluku.

Penulis: Ode Alfin Risanto | Editor: Salama Picalouhata
BKSDA Maluku
Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku melepasliarkan 20 satwa liar ke habitat aslinya di Pulau Seram, Maluku. 

Laporan Wartawan Tribun Ambon.com, Alfin Risanto

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku melepasliarkan 20 satwa liar ke habitat aslinya di Pulau Seram, Maluku.

Tepatnya di kawasan konservasi Suaka Alam Gunung Sahuwai Dusun Taman Jaya, Desa Piru, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.

Kepala BKSDA Maluku Danny H. Pattipeilohy dalam siaran persnya menyatakan satwa endemik yang dilepasliarkan itu, terdiri dari enam ekor Kakatua Maluku (Cacatua moluccensis), dua ekor Perkici Pelangi (Trichoglossus haematodus).

Serta empat ekor Nuri Maluku (Eos bornea), tujuh ekor Walik Kembang (Ptilinopus melanospilus) dan satu ekor Ular Sanca Kembang (Python reticulatus).

Satwa-satwa yang dilepasliarkan tersebut merupakan hasil kegiatan pengamanan petugas Polhut Balai KSDA Maluku di wilayah Pelabuhan Laut Tulehu dan Pelabuhan Laut Yos Sudarso Ambon,

Baca juga: BKSDA Maluku Duga Ada Sindikat Penyelundupan Burung Kakatua

Kemudian dari translokasi dari Balai Besar KSDA Jawa Timur, rescue satwa Dinas Pemadam Kebakaran Kota Ambon serta penyerahan dari masyarakat yang berada di Kota Ambon.

"Kegiatan pelepasliaran satwa merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mendukung Role Model Balai KSDA Maluku dalam upaya penanganan jaringan peredaran TSL illegal di Kepulauan Maluku," ungkapnya, Selasa (29/11/2022).

Lanjut dikatakan, sebelum dilepasliarkan di habitat aslinya, satwa-satwa ini sudah terlebih dahulu menjalani proses karantina, rehabilitasi dan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di Kandang Pusat Konservasi Satwa.

"20 ekor Satwa ini dilepasliarkan dalam kondisi yang sehat, liar dan bebas dari virus pembawa penyakit," terangnya.

Pattipeilohy berharap dengan dilakukan pelepasliaran satwa endemik  di wilayah Pegunungan di Maluku ini akan menjadi contoh kepada masyarakat.

Agar selalu menjaga sumber daya alam (SDA) khususnya satwa endemik Pulau Seram agar tidak punah dari habitat aslinya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved