Kepala Sekolah di Seram Bagian Barat Ini Diduga Selewengkan Dana KIP dan Dana BOS Puluhan Juta
Seorang kepala sekolah di Seram Bagian Barat diduga melakukan penyelewengan duit bantuan kartu IndonesiabPintar ( KIP).
Penulis: Rahmat Tutupoho | Editor: Salama Picalouhata
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Rahmat Tutupoho
SBB, TRIBUNAMBON.COM - Seorang kepala sekolah di Seram Bagian Barat diduga melakukan penyelewengan duit bantuan kartu IndonesiabPintar ( KIP).
Peristiwa ini terjadi di lingkungan salah satu SDN di Seram Bagian Barat.
Yakni di SD Inpres Ulatu.
Salah satu wali murid, Umar menceritakan penyelewengan dana itu rentang tahun 2015 hingga 2020.
"Sejak tahun 2015 hingga 2020, para siswa penerima KIP hanya sekali mendapatkan hak, itupun cuma diberikan Rp.50.000, " ucap Umar kepada TribuAmbon.com, Minggu (13/11/2022).
Kepala Sekolah bernama La Inti tersebut katanya, telah menipu sejak lama.
"Lebih baik anak dan cucu saya tidak sekolah daripada dipimpin orang itu, dia menipu masyarakat Dusun Ulatu sedari lama," tegas Umar.
Baca juga: Kapolres Seram Bagian Barat Imbau Masyarakat Maluku Peringati Hari Pahlawan dengan Menjaga Persatuan
Bahkan katanya, masyarakat pernah bantu swadaya sebanyak Rp.150.000 per KK untuk pembuatan bangunan SMP Negeri 13 di Ulatu, tetapi hingga kini gedungnya tak ada.
Lebih parah, setiap kali siswa ambil ijazah harus membayar Rp.100.000.
"Uang diberi untuk bangunan sekolah, tapi mana buktinya, gedung tidak ada uang pun raib entah kemana. Lebih aneh, mau ambil ijazah, mesti bayar dulu. Apakah pemerintah izinkan hal seperti itu," ketusnya.
Bukan hanya itu, anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diterima rutin, tetapi Kepsek mengharuskan setiap orang tua membuat kursi dan dibawa ke sekolah, jika tidak, siswa duduk di lantai hingga disurug pulang.
"Pimpinan macam apa yang seenak perintah. Dana BOS ada kok kursi itu dibuat oleh orang tua. Jika tidak, ya duduk di lantai bahkan disurug pulang," pungkasnya.
Data dihimpun, awalnya Kepsek La Inti dipindahkan lantaran masyarakat setempat mengamuk dan meminta diganti, hanya saja sewaktu Timotius Akerina dikukuhkan menjadi Bupati SBB, dirinya kembali lagi.
Kini, masyarakat Dusun Ulatu mendesak Pemda SBB segera berhentikan La Inti dari Kepala Sekolah SD Inpres Ulatu. (*)