Maluku Terkini

Ceramah di Masohi, Ustad Abdul Somad UAS Sebut Masohi Sudah Ada Sejak Zaman Nabi

Di hadapan ribuan warga, UAS mengatakan Masohi sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Penulis: Lukman Mukadar | Editor: Salama Picalouhata
Lukman
Ustad Abdul Somad alias UAS berceramah di Masjid Almuhajirin Lesane, Masohi, Maluku Tengah, Sabtu (15/10/2022). 

Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Lukman Mukaddar

MASOHI, TRIBUNAMBON.COM - Ustad Abdul Somad alias UAS berceramah di Masjid Almuhajirin Lesane, Masohi, Maluku Tengah, Sabtu (15/10/2022).

Di hadapan ribuan warga, UAS mengatakan Masohi sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

"Semangat Masohi ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah. Tau peristiwanya apa,? Peristiwanya saat peletakkan batu Hajaral Aswad di sudut dinding Ka'bah oleh kaum Quraisy saat itu," kata UAS, Sabtu (15/10/2022).

UAS mengatakan nama Masohi ini memang diberikan oleh Presiden Ir. Soekarno saat datang dan meresmikan Kabupaten Berjuluk Pamahanu Nusa itu pada pada tanggal 3 Nopember 1957.

Karena melihat warga bergotong royong membangun kota, maka beliau memberi nama kota ini Masohi.

Baca juga: Ribuan Warga Hadiri Perayaan Maulid Nabi di Masohi, Saksikan Ceramah Ustad Abdul Somad

Kenapa sudah ada sejak Zaman Nabi lanjutnya, karena semangat gotong royong yang dipraktekkan Nabi Muhammad ditengah perselisihan pemuka Quraisy saat hendak meletakan batu Hajar Aswad.

Kecerdasan Nabi Muhamaad saat itu tak dikira oleh para pemuka kaum Quraisy.

Dimana, ia mampu melerai perselisihan suku penguasa Kota Makkah itu tentang siapa yang berhak meletekan batu mulia Hajar Aswad ke atas dinding ka'bah.

Kemudian solusi yang ditawarkan oleh Rasulullah saat itu Hajar Aswad diletakkan secara bersama sama atau gotong royong "MASOHI".

"Karena subuh hari itu mereka melihat orang pertama yang pergi ke Ka'bah adalah Nabi Muhammad, disitu mereka putuskan menunjuk Rasulullah untuk meletakannya, tapi nabi kemudian mengambil seutas kain dan meminta sejumlah pemuka untuk memegang setiap sudut kain agar semuanya mendapat bagian dengan cara gotong royong (Masohi) dalam meletakan Hajaral Aswad ke dinding Ka'bah,"tutur UAS.

Lanjutnya, mengambil Ibrah (pelajaran) dari peristiwa masa lalu itu, maka warga diingatkan untuk selalu menjaga keutuhan bangsa ini meskipun berbeda suku, ras dan agama.

"Lakum dinukum walyadin (Bagimu agamamu dan bagiku agamaku) artinya kita jangan  saling menjelekkan satu dan yang lain. Jaga NKRI. NKRI harga mati,” ajak UAS dalam ceramahnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved