Ambon Terkini
Kisah Revoldy Moenandar, Dokter yang Pernah Jadi Garda Terdepan Tangani Pandemi Covid-19 di Ambon
Seorang dokter muda bernama lengkap Revoldy Moenandar ini mengaku, selama bertugas, enam bulan harus tinggal terpisah dari keluarga di tempat isolasi.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Adjeng Hatalea
Dia menuturkan, ketika dua minggu berlalu, para Nakes ini harus mengikuti jadwal Swab Test guna memastikan, apakah di antara mereka ada yang terjangkit virus corona selama bertugas atau tidak.

Jika hasilnya positif, maka langkah selanjutnya sudah barang tentu karantina.
Beruntungnya, sejak menjadi relawan dari tahun 2020 hingga 2022, hasil swabnya tidak pernah positif.
Namun, melewati momen yang sangat menegangkan setiap dua minggu sekali itu tidak menyenangkan, terlebih ketika menyaksikan di antara mereka para Nakes yang terpapar.
Dia harus menyaksikan, teman seprofesinya tumbang akibat virus ini.
Dalam hatinya membatin, yang tadinya merawat pasien, kini malah menjadi pasien.
“Jadi kita dua minggu dinas, dua minggu karantina. Setiap kali kita mau karantina berarti kita harus diswab. Dan menunggu hasil swab itu sangat tidak menyenangkan karena dulu saat kita swab pasti ada Nakes saja yang hasilnya positif,” ungkapnya.
Pria berdomisili di Jalan Dewi Sartika, Karang Panjang Ambon itu pun bersyukur sudah pernah terlibat menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19 khususnya di Kota Ambon.
Merupakan kemenangan tersendiri ketika menyaksikan pasien sembuh dan selamat.
Baginya, hal itu merupakan kemenangan bersama.
“Kita juga bisa menolong orang yang terpapar sampai sembuh itu adalah kebahagiaan tersendiri bagi saya sebagai tenaga kesehatan lainnya,” cetusnya.
Kini dengan menurunnya angka kasus, dari ribuan hingga dua kasus per 13 Juni 2022, jumlah tempat tidur di sejumlah rumah sakit lapangan pun turut tak berpenghuni.
Revoldy sebagai orang yang pernah terjun langsung sebagai garda terdepan menangani pandemi Covid-19 ini sangat bersyukur ketika angka terkonfirmasi perlahan sudah hampir hilang.(*)