Payudara Jadi Perkara

Ketika Kampus Bungkam Kreativitas Mahasiswa Protes Pelecehan Seksual dan Sanksi yang Dinilai Keliru

Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Ambon, Faqih Seknun menilai aksi mahasiswa menulis 'payudara' di karya seni adalah ti

Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbon.com/Mesya
AMBON: Gapura Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Senin (19/7/2021). 

Ketiga UKM itu yakni UKM Seni, Olahraga, dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Lintas IAIN Ambon.

Kalimat utuh yang tertulis pada karya tersebut adalah
Kalimat utuh yang tertulis pada karya tersebut adalah "Payudara Intelektual Pukul Balik Pelecehan Seksual". (lpmlintas.com)

Menurut Seknun, UKM yang dimaksud sudah terlibat dalam aksi tulis payudara di karya seni itu.

Mereka juga sering kali melakukan aksi dengan memberi dampak buruk bagi nama baik kampus.

“Karena kalau gabungan dari tiga UKM ini kumpul mereka hanya bisa buat miring nama kampus,” ungkapnya.

Menurut Seknun, aksi-aksi yang dilakukan harusnya mengedepankan norma dan nilai-nilai akademik.

Sementara itu, Penanggung Jawab LPM Lintas, Sofyan Hatapayo menyayangkan adanya upaya pembungkaman terhadap kreativitas mahasiswa itu.

Pasalnya, masing-masing UKM itu seakan dibatasi bekerja sesuai bidangnya.

"Seperti UKM Seni, baru ada pameran karya seni maupun sastra saja sudah dibungkam. Kan itu mereka mengkritisi lewat sastra atas nama mahasiswa," kata Sofyan Hatapayo saat dihubungi TribunAmbon.com melalui sambungan telepon, Kamis (3/3/2022).

"LPM Lintas juga begitu, Warek III sendiri tidak paham soal tupoksi LPM Lintas. Secara umum, semua tahu kalau LPM Lintas bergerak dibidang jurnalistik," imbuhnya.

Selain itu, UKM Olahraga juga demikian, tidak bisa beraktivitas seperti biasa karena fasilitas UKM-nya telah digusur lembaga.

"Ketika mereka bertanya soal keaktifan tiga UKM ini, seperti UKM Olahraga yang tidak aktif selama ini karena lembaga sendiri gusur Sekretariat dan gedung olahraga, jadi bagaimana mereka bisa beraktivitas," tandas Sofyan.

Apalagi menurut Sofyan, mahasiswa memiliki kebebasan untuk menyampaikan pendapat.

Terlebih lanjut dia, mahasiswa kadang punya kreativitas tinggi dalam menyampaikan kritiknya.

"Tetapi selama masih dalam koridor, janganlah dipermasalahkan apalagi baper," ucap Sofyan.(*)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved