Bentrok di Pulau Haruku
Tim Trauma Healing Hibur Anak-anak Pengungsi Kariu
Konflik di Pulau Haruku juga memberikan trauma pada anak-anak. Tim trauma healing pun dikerahkan.
Penulis: Ode Alfin Risanto | Editor: Salama Picalouhata
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Alfin Risanto
AMBON,TRIBUNAMBON.COM - Konflik di Pulau Haruku juga memberikan trauma pada anak-anak.
Menghadapi masalah ini, tim trauma healing menyambangi anak-anak pengungsi Kariu dan mengajak mereka bermain memberikan hiburan menghilangkan trauma, Jumat (19/11/2021).
Tim menyambangi tenda posko pengungsian di SD Negeri Salele, Desa Aboru, Kabupaten Maluku Tengah
Mereka adalah tim kesehatan Kodam XVI Pattimura bersama Palang Merah Indonesia (PMI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Maluku.
Baca juga: Tuasikal Abua Pastikan Warga Kariu Kembali ke Tanah Kelahiran
Baca juga: Tim Kesehatan Kodam XVI Pattimura Pastikan Pengungsi Kariu Tidak Kekurangan Obat-obatan
Yang datang melakukan trauma healing kepada anak-anak secara langsung.
Sejumlah permainan untuk menghibur diberikan pada kesempatan tersebut.
Seperti bernyanyi, menggambar dan mendengarkan cerita hingga memainkan berbagai permainan yang menyenangkan.
Bakti sosial yang dilakukan di SD Negeri Salele selama beberapa hari ini, sudah diikuti oleh 100 lebih orang dan kebanyakan adalah anak-anak.
"Kapendam XVI Pattimura, Kolonel Arh Adi Prayogo mengatakan trauma healing diberikan kepada anak marena mereka mengalami kejadian yang berat dan sulit.
"Hal ini dilakukan agar pengungsi Kariu dapat terus melanjutkan hidup tanpa ada bayang- bayang dari kejadian sebelumnya,"kata dia kepada TribunAmbon.com Minggu (6/2/2022).
Juru bicara Kodam XVI Pattimura ini berharap dengan cara- cara ini bisa meringankan trauma serta dapat melupakan kesedihan yang dirasakan oleh pengungsi Kariu dan khususnya anak- anak.
Tidak hanya membuat trauma healing, losko pelayanan kesehatan bagi warga juga selalu melayani pengungsi Kariu.
Bahkan tim Kesehatan juga memberikan pelayanan secara mobile, dimana petugas kesehatan melakukan door to door ke pos-pos tempat pengungsian warga. (*)
