Ambon Terkini
Sudah 48 Tahun Berdiri, Inilah Sejarah Singkat Museum Siwalima Ambon
Museum Siwalima yang selama ini merawat berbagai koleksi sejarah terletak di kawasan Taman Makmur, Desa Amahusu, Kota Ambon.
Penulis: M Fahroni Slamet | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Ridwan Tuasamu
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Museum Siwalima yang selama ini merawat berbagai koleksi sejarah terletak di kawasan Taman Makmur, Desa Amahusu, Kota Ambon.
Akses menuju museum bisa menggunakan transportasi umum dan pribadi dengan jarak 5 Km dari pusat kota.
Tempat yang banyak memiliki warisan budaya dan kekayaan alam Maluku itu berdiri pada 8 November tahun 1973.
Namun, Museum Siwalima baru diresmikan pada 26 Maret 1977.
Salah satu objek wisata sejarah kebanggaan Maluku itu berdiri di atas bukit dan memiliki pemandangan mempesona Teluk Ambon.
Siwalima merupakan gabungan dua kata yang ambil dari sejarah sejumlah kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku.
Siwa (sembilan) diambil dari kata Ulisiwa yang merupakan kumpulan sembilan kerajaan di wilayah selatan Maluku.
Sementara Lima diambil dari kata Patalima yang merupakan kumpulan lima kerajaan di wilayah utara Maluku.
Menariknya, di depan pintu masuk museum ini terdapat tulisan 'Usu Mae Upu' yang berarti 'Mari Silahkan Masuk'.
Museum tersebut dibagi menjadi dua bangunan yang berbeda, namun masih dalam satu kawasan yang sama.
Bangunan pertama disebut dengan Museum Kelautan Siwalima.
Dalam bangunan tersebut tersimpan berbagai sejarah kelautan dan benda-benda bersejarah, seperti kerangka ikan paus dan binatang laut lainnya.
Kemudian pada bangunan kedua disebut Museum Budaya yang di dalamnya tersedia pakaian adat, alat-alat pertanian, senjata dan perlengkapan upacara adat.
Terdapat juga sejumlah uang lama, dan berbagai guci pada masa penjajahan Jepang.
Kini museum Siwalima Ambon tidak hanya sebagai tempat penyimpanan warisan sejarah Negeri Raja-raja.
Museum Siwalima saat ini juga fokus memberikan pelatihan seni seperti teatrikal, musik hingga seni puisi kepada anak muda di Kota Ambon.
"Kita ingin menciptakan Martha dan Thomas lainnya dengan melatih keterampilan seni bagi anak muda," kata Kepala Museum Siwalima, Jean Esther Saiya.
Museum Siwalima terus kedatangan benda-benda sejarah, terakhir mereka diberikan patung Martha Christina Tijahahu yang diberikan oleh masyarakat Desa Abubu, Nusa laut.
Ester berharap, museum Siwalima terus menjelma menjadi penggerak calon-calon pemuda dan pemudi yang bisa berjuang seperti para pahlawan pendahulu mereka dengan cara yang berbeda.(*)