Kuti Kata Maluku
Kuti Kata; Beta Pung Ana
"Ale seng bisa kas' talapas dia dari dia pung orangtua barana" (=anda tidak bisa melepaskannya dari orangtua yang melahirkannya).
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - "Kalu beta pung tuh, ale mau biking apa akang lai, beta tetap kanal" (=bila sesuatu itu milikku, apapun yang anda lakukan atasnya, tetap kukenali). "Itu par barang, apalai ana" (=itu untuk barang, apalagi anak).
"Ale seng bisa kas' talapas dia dari dia pung orangtua barana" (=anda tidak bisa melepaskannya dari orangtua yang melahirkannya).
Setiap orang tua "kanal dia ana luar dalang" (=mengenal anaknya secara sempurna). "Dalang galap, seng ujud jua, suara sa beta kanal" (=dalam kegelapan, walau tanpa wujud, suaranya aku kenal).
"Se mau basaleng dia macang ana popi lai, beta pung tuh beta kanal te" (=anda mau mendandaninya seperti boneka, karena milikku tetap kukenal).
"Jadi mau apa lai, se seng bisa kas' talapas ana dari dia mama" (=jadi mau dengan cara apa pun, anda tidak bisa melepaskan anak dari mamanya).
"Orangtotua bilang anjing kanal akang tuang" (=orang tua mengistilahkan anjing mengenal tuannya).
Baca juga: Kuti Kata; Wakar
Baca juga: Kuti Kata; Berkat Samonti
Ini ungkapan untuk menggambarkan seorang anak mengenal siapa orangtuanya. Malah "papa deng mama pung ade kaka lai" (=saudara dari papa dan mama juga). "Ana tuh malakat di dia mama" (=anak itu melekat pada ibunya).
"Beta pung ana" (=anakku). Ini ungkapan yang menunjuk pada "ana kandong" (=anak kandung).
Ini pernyataan setiap mama. Bahwa anak itu terlahir "dari beta pung poro" (=dari kandungan mamanya). "Bagantong di beta pung susu" (=bergantung pada buah dadaku). "Basar deng beta aer susu" (=bertumbuh dengan air susuku).
Ungkapan-ungkapan yang menunjuk pada ikatan biologis anak dengan mamanya.
"Beta pung ana" juga bisa ditujukan kepada "sudara pung anana" (=keponakan).
Karena ada hubungan darah, antara kakak-adik, "jadi kaka ka ade pung ana tuh sama deng beta pung ana lai tuh jua" (=anak dari kakak atau adik sama saja dengan anakku).
Lagi-lagi mama yang menjadi alasan hubungan yang luas ini.
"Katong dua sakandong, jadi se pung anana tuh beta pung lai te" (=kita sekandung, jadi anakmu adalah anakku juga).
"Beta pung ana". Ungkapan ini juga menjadi alasan "jaga anana" (=menjaga anak-anak).