Sidang Sinode GPM ke 38
3 Perempuan di MPH Sinode GPM Bakal Kawal Kepentingan Perempuan
Kapasitas yang dimiliki ketiganya dipercaya bisa membuat kebijakan dan bentuk pelayanan yang lebih baik terhadap perempuan dan anak.
Penulis: Adjeng Hatalea | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Adjeng Hatalea
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Lusi Peilouw, Aktivis Perempuan Maluku sekaligus warga gereja meyakini hadirnya tiga perempuan di jajaran kepemimpinan Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM Periode 2020 – 2025 mampu mengawal kepentingan perempuan.
Menurutnya, kapasitas yang dimiliki ketiganya dipercaya bisa membuat kebijakan dan bentuk pelayanan yang lebih baik terhadap perempuan dan anak.
“Saya yakin dengan bekal pelayanan yang mereka miliki kepekaan, sensitivitas dan keberpihakan terhadap persoalan-persoalan perempuan yang harus diamankan dan harus diselamatkan melalui jabatan mereka sebagai MPH Sinode itu akan dijalankan dengan baik. Sehingga kepemimpinan di Sinode ke depan akan berpihak kepada kepentingan perempuan dan anak,” ucap Peilouw kepada TribunAmbon.com saat dihubungi melalui pesan Whatsapp, Jumat (19/2/2021).
Keyakinannya itu diukur dengan sepak terjang ketiga pendeta perempuan itu. Dia mencontohkan salah satu di antaranya, Pdt Nancy Souissa.
Katanya, Pdt Nancy adalah sosok akademisi sekaligus aktivis yang secara aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan keperempuanan.
“Perspektifnya tuntas soal keberpihakan kepada korban. Sementara Ibu Pendeta Lenny yang menjabat sebagai Wakil Ketua itu berpengalaman dalam menangani persoalan-persoalan jemaat di daerah kepulauan, seperti Tanimbar di Maluku Tenggara. Apalagi aktivis perempuan dan Peruati ada sebagai support system bagi mereka, saya yakin akan hadir kebijakan dan bentuk pelayanan yang lebih baik ke depan bagi perempuan dan anak,” tutupnya. (*)
Jadi Sejarah, 3 Sosok Perempuan Hadir dalam Kepemimpinan MPH Sinode GPM 2020-2025
Kehadiran tiga sosok perempuan di jajaran kepemimpinan Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Periode 2020-2021 disambut gembira.
Hal ini disampaikan Aktivis Perempuan sekaligus warga gereja, Lusi Peilouw.
Dia mengatakan, keterwakilan perempuan sebanyak 30 persen itu merupakan pencapaian baru dalam kepemimpinan MPH GPM sejak tahun 1935.
“Kami menyambut dengan gembira dan penuh ucapan syukur dengan hasil pemilihan Sinode GPM Periode 2020-2025. GPM baru saja mencatat sejarah baru dengan masuknya tiga sosok perempuan ke dalam MPH. Ini sebuah kemajuan karena baru pertama kali dari sembilan MPH ada tiga perempuan. Artinya, kita mencapai 30 persen keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan GPM untuk 5 tahun ke depan,” ucap Peilouw kepada TribunAmbon.com saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat (19/2/2021).
Menurutnya, hasil yang menggembirakan itu dicatat dari perjuangan perempuan gereja yang tergabung dalam Perempuan Berpendidikan Teologi (Peruati).
Kata dia, konsolidasi yang dibangun Peruati dari proses pra sidang hingga di menit-menit pemilihan berlangsung patut dijadikan sebuah percontohan.
“Mereka mengkonsolidasikan diri mulai dari masa-masa pra sidang sampai pada menit-menit pemilihan berlangsung. Mengkonsolidasikan diri pada tahapan pemilihan wakil ketua 1; itu dikonsolidasikan agar suara perempuan itu bulat untuk mengusung satu bakal calon. Dan memang terjadi satu bakal calon muncul dan sampai pada pemilihan calon, suara terbanyak diperoleh oleh Ibu Pendeta Lenny,” sambungnya.
Baca juga: Sidang 38 Sinode GPM Catat Sejarah, Pilih Perempuan Jadi Wakil Ketua MPH Sejak Tahun 1935
Baca juga: Siapa Pendeta Eli Maspaitella; Ketua Sinode GPM Maluku di Era Virtual dan Pandemi
